Indonesia memiliki visi besar untuk tahun 2045 yakni Indonesia Emas. Salah satu isu penting untuk mendukung visi ini adalah Human Capital. Human Capital Index (HCI) dihitung berdasarkan 5 (lima) indikator, yaitu (1) kelangsungan hidup anak sampai dengan usia 5 tahun, (2) proporsi anak yang tidak stunted, (3) angka harapan lama sekolah seorang anak, (4) skor nilai ukuran kualitas pembelajaran, dan (5) proporsi usia 15 tahun yang dapat bertahan hidup hingga usia 60 tahun.
Tiga dari lima indikator HCI merupakan ranah kesehatan. Namun, belum banyak pembahasan mengenai isu kesehatan dalam investasi human capital. Inilah yang menjadi latar belakang Public Heallth Policy Series UI (PHPS-UI) mengusung diskusi bertajuk Darurat Investasi Kesehatan untuk Human Capital Menuju Indonesia Emas 2045.
Seminar yang diikuti lebih dari 300 peserta umum dari 9 universitas di Indonesia ini mengundang Staf Ahli Kementerian Keuangan, Suminto, S.Sos, M.Sc, PhD sebagai keynote speaker. Menghadirkan pembicara Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, PhD selaku Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS; Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, dr. Maya Rusady, M.Kes; serta Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Chief of Health UNICEF Indonesia, Sowmya Kadandale; serta dr. Anung Sugihantono, M. Kes. Selain itu turut serta dua Guru Besar FKM UI Prof. dr. Ascobat Gani, MPH, DrPH dan Prof. Budi hidayat, PhD sebagai pembahas.
Keynote speech menggambarkan pentingnya perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada umumnya serta kondisi kesenjangan dalam akses pelayanan kesehatan yang masih menjadi pokok permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia.
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS membuka sesi pertama dalam seminar dengan pemaparan meliputi agenda pembangunan manusia menuju Indonesia Emas 2045. Disebutkan bahwa pada tahun 2045 Indonesia ditargetkan menguasai teknologi kesehatan, memahami perilaku hidup sehat, mencapai Universal Health Coverage, dan mengeliminasi malaria.
Maya Rusady, M.Kes membawa peserta untuk melihat peran nyata pelaksanaan JKN dalam investasi human capital berdasarkan riset LPEM FEB UI.
“Apabila JKN bisa dipertahankan dan ditingkatkan hingga tercapai UHC mampu menambah produktivitas kerja untuk 2,4 juta orang dengan output 294 triliun rupiah”, tuturnya.
Kementerian Kesehatan RI juga turut memberikan pandangannya mengenai investasi kesehatan dalam investasi human capital. Anung Sugihantono memberikan pandangan bahwa perlunya reorientasi pembangunan kesehatan mengingat pentingnya upaya promotif dan preventif.
Pada akhir seminar, dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK sebagai ketua pelaksana seminar menyampaikan rekomendasi dari mahasiswa Program Doktoral IKM UI 2018 terkait dengan bahasan darurat investasi kesehatan.