Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Dialog Hybrid dalam rangka praktik langsung pembelajaran Kepemimpinan, Berpikir Sistem dan Team Learning, di kelas Organisasi Pembelajar dan Berpikir Sistem (OPBS) dengan merespons dan menunjukkan kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 9 Desember 2023 ini dihadiri oleh Pengurus Pusat PMI – Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial, Sri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., M.P.H., Ph.D.; Perwakilan IMANI-CARE, Dr. Ahmad Jamaluddin M.Kes., dan Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini A.M., sebagai pembicara. Mengangkat tema “Tragedi kemanusiaan di Palestina dan Ancaman terhadap Pemenuhan Kesehatan Masyarakat: Pendekatan Berfikir Sistem”, FKM UI mengajak mahasiswa untuk dapat melihat tragedi kemanusiaan di Palestina dan menganalisanya dari sisi Kesehatan masyarakat.
Pengurus Pusat PMI – Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial, Sri Sajjana Prajna, menyampaikan topik terkait suara kemanusiaan yang selama ini digaungkan melalui program-program kemanusiaan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk merespons situasi darurat. “Bersama-sama kita bersyukur kepada Allah SWT, dan kita yakin dengan harapan yang positif bahwa kita mampu dan masih ada harapan untuk mencapai cita-cita kita. Bayangkan anak-anak Gaza, Palestina saat ini, harapan untuk meneruskan pendidikan yang berkualitas dan mendapatkan nutrisi terbaik mungkin hanya terpendam dalam angan,” ujar Sri Sajjana. Ini adalah fakta tragis atas bahaya yang dihadapi masyarakat, petugas layanan kesehatan, dan stakeholders yang lainnya di Gaza, Palestina. Di samping itu, penting untuk mengoptimalkan persediaan dan energi untuk mengoperasikan rumah sakit, tempat penampungan, air, fasilitas, dan pemenuhan kebutuhan logistik yang kian menipis. “Ketika permusuhan terus berlanjut dan semakin meningkat intensitasnya, tidak ada tempat di Gaza yang aman dan setiap hari ada perjuangan masyarakat untuk tetap hidup,” tambahnya.
Gaza juga kerap kehilangan aliran listrik termasuk di rumah sakitnya, padahal seharusnya bayi baru lahir berada di incubator dan pasien yang lanjut usia membutuhkan oksigen secara berkala. Dalam sektor sanitasi, air juga tidak dapat dipompa atau didesalinasi, sehingga banyak keluarga tidak mempunyai akses terhadap air minum bersih. Melalui kesempatan ini, Sri Sajjana juga secara terbuka menyampaikan bahwa Palang Merah Indonesia membuka pelayanan kesehatan dan siaga ambulance dalam kegiatan Aksi Bela Palestina yang diselenggarakan di Silang Monas, Jakarta. Relawan PMI turut menyebarluaskan flyer donasi kemanusiaan konflik Gaza kepada para peserta yang hadir. PMI masih terus membuka donasi sampai dengan 31 Desember 2023.
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini A.M., menyampaikan lebih detail terkait konflik yang terjadi di Palestina. Menurutnya, konflik kemanusiaan selalu membangun pergolakan batin yang kuat, oleh karenanya kita dapat saling bersinergi dimanapun tempatnya. Faktanya, beban konflik ini tidak hanya terpusat di Gaza melainkan juga di tepi Barat yang mengalami penderitaan yang luar biasa. “Namun, untuk bagian tersebut kita tidak bisa bantu lebih banyak karena secara de jure masih di bawah kekuasaan Israel,” ujarnya. Terhitung sudah 2 bulan lebih terjadi pembantaian yang luar biasa di Gaza-Palestina. Oleh karena itu, MER-C selalu berupaya untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada semua pihak agar konflik ini segera berhenti. Menurut dr. Sarbini, terdapat 3 faktor yang dapat menghentikan serangan Israel, yakni demo menekan Benjamin Netanyahu, hantaman Hamas terhadap Israel, dan tekanan Joe Biden kepada Benjamin Netanyahu.
Di sisi lain, banyak pihak yang salah kaprah memandang konflik ini, yang perlu diketahui adalah bahwasanya konflik di Palestina bukanlah konflik agama, melainkan genosida, penjajahan dan konflik kemanusiaan. “Sangat disayangkan oleh adanya anak bangsa yang masih mengibarkan bendera Israel, padahal dalam UUD tertulis bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskkan. Orang-orang di Gaza adalah orang yang pemberani. Teruslah bergerak karena nyatanya kita tidak bisa bantu lebih dari sekedar logistik, makanan, obat-obatan,” ujar dr. Sarbini.
Gagasan tersebut juga diperkuat oleh penyampaian narasumber selanjutnya yaitu Dr. Ahmad Jamaluddin M.Kes (IMANI-CARE) yang secara khusus membahas dampak langsung konflik ini terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di Gaza, Palestina. Terdapat 212 serangan terhadap fasilitas kesehatan, hanya beroperasinya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza, 56 fasilitas kesehatan, dan 59 ambulans terkendala dampaknya. Tidak hanya itu, Dr. Ahmad menyebutkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 171%, sedangkan di ICU Tingkat keterisiannya mencapai 221%. Momen ini tentu menjadi sebuah pembelajaran berharga yang mengantarkan kita melihat konteks nyata dan sekaligus menjernihkan lensa mata untuk melihat situasi yang benar-benar terjadi antara Israel dan Palestina saat ini dan 75 tahun sebelumnya. Selalu ada kesempatan untuk berdampak meskipun pada dasarnya kita merasa bahwa kita telah berusaha membebaskan Palestina padahal sebenernya Palestina yang sedang membebaskan pandangan kita semua.
Selain diskusi, mahasiswa FKM UI kelas OPBS juga menampilkan analisis terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina terhadap pemenuhan kesehatan masyarakat melalui karya poster. Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, tingginya kematian ibu dan anak, krisis iklim, air dan pangan, serta kesehatan mental menjadi beberapa fokus topik yang dibahas dalam poster karya mahasiswa.
“Insyaallah semua secara subtansi adalah dukungan positif kemanusiaan dan berfokus pada konteks health is fundamental human rights. Bahwa ini bagian dari perjalanan untuk mewujudkan health for all, leaving no one behind, no one left behind. Sejalan dengan SDGs, dengan amanat konstitusi tertinggi negeri yang kita cintai. Jadi harapannya kegiatan ini adalah bagian dari proses untuk melahirkan para pemimpin humanis,” tutur Prof. Dumilah Ayuningtyas menjelaskan latar belakang pemberian tugas poster kepada para mahasiswa. (DND)