FKM UI Selenggarakan Kuliah Umum Pengembangan Keselamatan Nuklir di Indonesia

Depok, 29 Agustus 2025 – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melalui Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “K3 Sektor Energi Baru dan Terbarukan: Pengembangan Keselamatan Nuklir di Indonesia”. Kegiatan yang berlangsung secara hibrid di Ruang Promosi Doktor, Gedung G, FKM UI ini menghadirkan pakar nasional dan internasional untuk membahas peluang, tantangan, serta aspek keselamatan dalam pemanfaatan energi nuklir di Indonesia.

Energi nuklir dinilai berpotensi besar menjadi sumber energi ramah lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus mendukung ketahanan energi nasional dan pengurangan emisi. Namun, pengembangan energi nuklir juga menghadirkan tantangan serius, mulai dari aspek keselamatan, manajemen risiko, hingga persepsi publik.

Dalam sambutannya, Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., menekankan pentingnya kesiapan dari berbagai aspek, termasuk keselamatan dan kapasitas sumber daya manusia. “Energi nuklir memberikan peluang besar dalam mendukung ketahanan energi dan pengurangan emisi, namun juga menuntut kesiapan dari aspek keselamatan, manajemen risiko, hingga sumber daya manusianya. Kuliah umum ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara berbagai pihak dalam mendukung pengembangan tenaga nuklir di Indonesia,” ungkap Prof. Mondastri.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga disampaikan oleh Dr. Capt. M. Irwansyah, S.ST., Mar., M.K.K.K., Direktur PUSPINEBT ICMI Jawa Barat, yang menyebut kerja sama dengan FKM UI sebagai langkah strategis dalam mendukung program ketahanan energi nasional.

Pemaparan dibuka oleh Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., Guru Besar Departemen K3 FKM UI, yang menegaskan pentingnya regulasi dan budaya keselamatan dalam pengoperasian nuklir. Ia menekankan bahwa keselamatan nuklir merupakan tanggung jawab bersama dan membutuhkan kolaborasi global. “Keselamatan nuklir menjadi tanggung jawab bersama. Sejarah kecelakaan nuklir memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk membangun masa depan yang lebih aman dan membutuhkan kolaborasi global untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, hingga taktik nuklir. Tentunya, kajian risiko yang komprehensif dengan mempertimbangkan seluruh bahaya dan risiko, penguatan budaya keselamatan di seluruh organisasi, program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk memastikan kompetensi, sistem deteksi dini, hingga melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan implementasi keselamatan menjadi rekomendasi yang dapat diterapkan ke depannya,” tutur Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.

Isu keselamatan semakin ditekankan oleh Prof. Dr. Eng. Shinji Tokonami dari Hirosaki University, Jepang, yang membagikan pengalaman dari insiden Fukushima 2011. Ia menyoroti pentingnya komunikasi risiko radiasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat untuk membangun kepercayaan publik pada masa krisis. “Memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada masyarakat dapat membantu mengatasi kekhawatiran yang tidak berdasar dan memastikan bahwa publik memahami langkah-langkah yang diambil untuk melindungi kesehatan mereka. Pengetahuan yang tepat tentang risiko dan manfaat merupakan pondasi dalam membangun kepercayaan dan ketenangan di masa-masa kritis,” tutur Prof. Dr. Eng. Shinji Tokonami.

Dari perspektif kebijakan, Irwanuddin H.I. Kulla, Tenaga Ahli Menteri ESDM RI, menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki sejarah panjang dalam kerja sama internasional terkait pemanfaatan nuklir, termasuk penandatanganan Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT). Hal ini menjadi dasar penting dalam menjaga stabilitas energi nasional melalui teknologi nuklir.

Sementara itu, Yusuf Didi Setiarto, S.H., Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PT PLN (Persero), menyoroti tantangan sosial, politik, dan tata kelola dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Ia menekankan perlunya penguatan SDM, budaya keselamatan, serta kepercayaan publik sebagai syarat utama kesiapan Indonesia.

Kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa K3 FKM UI, mahasiswa dari berbagai fakultas di UI serta praktisi K3 ini menjadi wadah strategis bagi akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan arah pengembangan energi nuklir di Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid dan kesiapan berbagai aspek, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan energi nuklir secara aman, berkelanjutan, dan bermartabat. (ITM)