Memasuki enam dekade kiprahnya, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menggelar perayaan Dies Natalis ke-60 sebagai momen refleksi, apresiasi, dan proyeksi masa depan. Mengusung tema “Berjiwa Luhur, Berkinerja Unggul”, perayaan ini menghadirkan beragam rangkaian kegiatan yang menggambarkan kontribusi FKM UI dalam membangun kesehatan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.
Salah satu sorotan utama dari rangkaian perayaan ini adalah sesi keynote speech yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Raden Vini Adiani Dewi, MMRS, mewakili Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, SH, MH. Dalam paparannya yang bertajuk “Tantangan dan Peluang Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Jawa Barat: Perspektif Pemerintah Daerah”, dr. Vini menyoroti berbagai isu krusial dalam pembangunan kesehatan di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. FKM UI yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, turut merespons berbagai persoalan kesehatan di wilayah tempatnya berpijak dengan menunjukkan kepedulian dan kontribusi nyata melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat.
Dalam sesi keynote speech tersebut, dr. Vini mengupas beragam tantangan aktual yang dihadapi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia—yakni sekitar 50 juta jiwa atau 20 persen dari total populasi nasional. “Sekitar 20 persen penduduk Indonesia atau sekitar 50 juta jiwa berada di Jawa Barat. Ini bukan hanya peluang besar, tapi juga tantangan luar biasa bagi sistem kesehatan,” ujar dr. Vini. Jawa Barat terdiri atas 27 kabupaten/kota yang tersebar di lebih dari 5.300 desa dan 600-an kelurahan. Keberagaman dan luasnya wilayah ini menghadirkan tantangan tersendiri, termasuk dalam hal penanganan angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi. Tahun 2024, tercatat 749 kasus kematian ibu dan 5.533 kematian bayi di Jawa Barat, menjadikannya sebagai penyumbang jumlah kasus tertinggi di Indonesia.
Permasalahan lain yang diangkat oleh dr. Vini adalah prevalensi stunting. Meski menjadi salah satu daerah dengan angka stuntingtertinggi, Jawa Barat menunjukkan tren penurunan yang signifikan dalam dua tahun terakhir, berkat kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat. Di sisi lain, kasus penyakit tidak menular (PTM), HIV/AIDS, dan diare pada anak masih menjadi pekerjaan rumah. Tahun 2025, tercatat sekitar 7.000 kasus positif HIV di provinsi ini.
“Merubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat, membangun budaya hidup bersih, dan memperkuat upaya kesehatan masyarakat berbasis komunitas merupakan langkah krusial,” tegas dr. Vini. Ia menutup dengan menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dunia pendidikan, dan masyarakat untuk menghadirkan perubahan yang berkelanjutan.
Semangat kolaborasi dan kontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat tersebut juga tercermin dalam perjalanan FKM UI selama tiga tahun terakhir. Sebagai institusi pendidikan yang turut berperan dalam mencetak tenaga kesehatan berkualitas, FKM UI terus berinovasi dan memperluas dampaknya melalui berbagai capaian selama periode 2022–2025. Dalam refleksi perjalanannya, FKM UI menunjukkan komitmen dalam membentuk lulusan unggul dan menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat. Beberapa inisiatif strategis mencakup program student mobility melalui kegiatan Public Health Study Tour dan UI Creates yang terbuka bagi mahasiswa dalam dan luar negeri, sebagai wadah jejaring dan pengalaman internasional.
Inovasi pembelajaran pun diperkuat melalui penyediaan massive open online courses (MOOCs) yang inklusif dan fleksibel, memperluas akses pendidikan kesehatan masyarakat bagi masyarakat umum. Kolaborasi internasional juga diperkuat, dengan peningkatan kapasitas pengajaran dosen serta kontribusi mahasiswa FKM UI dalam berbagai forum global.
Selama tiga tahun terakhir, FKM UI telah menambah 16 guru besar di bidang kesehatan masyarakat, membangun integrasi laboratorium, dan mendorong peningkatan jumlah publikasi ilmiah oleh sivitas akademika. Di bidang pengabdian masyarakat, FKM UI menghadirkan solusi berbasis data melalui pembangunan Stunting Resource Center, sebagai pusat edukasi stunting berbasis riset dan advokasi kebijakan.
Dari sisi tata kelola, FKM UI menunjukkan transformasi nyata melalui inovasi seperti Sistem Informasi Kinerja (SISKA) yang kini direplikasi di lingkungan Universitas Indonesia. Pada tahun 2022, FKM UI berhasil meraih sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan, yang kemudian dilanjutkan dengan penghargaan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dari Kemendikbudristek pada tahun 2023 serta meraih pengakuan sebagai unit penyelenggara pelayanan publik terbaik penyedia sarana prasarana ramah kelompok rentan.
Capaian-capaian ini menjadi penegas bahwa FKM UI tidak hanya menjadi institusi pendidikan, tetapi juga pusat penggerak perubahan untuk menjawab persoalan kesehatan masyarakat di berbagai level, baik lokal, nasional, maupun global. (DFD)