FKM UI Teguhkan Peran Akademik Lewat Gizi Untuk Bangsa XIV: Mengupas Isu Obesitas dan Sindrom Metabolik di Indonesia

Sabtu, 27 September 2025, Gizi Untuk Bangsa (GUB) kembali diselenggarakan oleh Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Sebagai acara tahunan, GUB XIV mengusung tema “Obesitas dan Sindrom Metabolik di Indonesia: Tren Terkini, Strategi Pencegahan Regulatif, dan Modifikasi Gaya Hidup” dengan menghadirkan para pembicara yang ahli di bidangnya untuk mengkaji isu gizi di masyarakat. Kegiatan tersebut diisi dengan webinar serta simposium diseminasi hasil penelitian lulusan sarjana dan magister Gizi FKM UI 2025 secara daring melalui Zoom Meeting.

“Isu yang diangkat sangat relevan, krusial, serta vital untuk dibahas bersama. Peningkatan obesitas sudah memperlihatkan prevalensi 23% pada orang dewasa. Sindrom metabolik pun memperlihatkan angka yang sama, yakni 25–30% di Indonesia. Hal ini mengingatkan kita bahwasannya masalah tersebut bukan lagi beban bagi tenaga kesehatan saja, namun beban dari berbagai pihak yang terdampak secara sosial. Untuk itu, perlu pengangkatan isu yang berkelanjutan agar tidak menimbulkan stigma dan dapat menemukan solusi bagi masyarakat,” tutur dr. Fathimah Sulistyowati Sigit, M.Res., Ph.D., Ketua Departemen Gizi FKM UI dalam sambutan yang diberikan.

Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., menyampaikan dukungan terhadap kegiatan tersebut. “GUB telah menjadi ruang diskusi pembahasan gizi sebagai masalah kesehatan masyarakat. Acara ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya. Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya acara ini dengan kegiatan webinar maupun simposiumnya. Untuk itu, diharapkan GUB dapat melahirkan rekomendasi berbasis bukti dan langkah regulatif yang dapat diimplementasikan untuk menanggulangi masalah gizi bersama. Semoga acara ini dapat memberikan kebermanfaatan untuk diri kita serta kesehatan bagi masyarakat,” tutur Dr. Asih.

Pembicara kunci dari GUB XIV ialah Dr. dr. Syahidatul Wafa, Sp.PD, FINASIM, Internal Medicine Specialist RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam pembahasannya Syahidatul menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki Pedoman Nasional Pelayanan Klinis Tata Laksana Obesitas Dewasa (PNPK) yang termaktub dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI sebagai pedoman bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan obesitas di fasilitas pelayanan kesehatan, institusi pendidikan, dan kelompok profesi terkait. Selain itu, dipaparkan pula bahwa dalam menanggulangi pasien obesitas dapat dilakukan dengan Stepwise Management of Obesity, yakni dengan Assessment and Patient-Centered Discussion, Lifestyle and Behavioral Modifications, Pharmacotherapy, Bariatric Procedures, dan Continuous Follow-Up and Self-Efficacy.

“Walaupun panduan nasional sudah diterbitkan, pengelolaan obesitas di Indonesia masih mengalami tantangannya, dimulai dari public awareness yang rendah, pengkonsumsian makanan sejenis UPF yang digemari, sedentary lifestyle, hingga akses terhadap pelayanan kesehatan, edukasi, dan obat-obatan yang belum merata. Untuk itu, perlu adanya implementasi regulasi yang dapat menaungi dan mendukung upaya program kesehatan masyarakat secara menyeluruh,” tutup dr. Syahidatul Wafa mengakhiri materinya.

Yudhi Adrianto, S.Gz., S.E., M.K.M., AIFO menjadi panelis pertama dalam kegiatan tersebut. Dituturkan bahwasanya epidemi obesitas menjadi isu yang cukup kompleks dengan dipicu oleh urbanisasi, perubahan pola makan, dan pola hidup. Hal tersebut tentunya menimbulkan permasalahan kesehatan dan ekonomi yang signifikan, sehingga memerlukan kampanye kebijakan dan promosi kesehatan yang lebih baik.

“Obesitas bukanlah permasalahan dari kelebihan gizi yang dikonsumsi, melainkan dari kekurangan zat gizi esensial yang dapat terjadi secara bersamaan. Selain itu, kolaborasi antara ahli gizi dan penggunaan suplementasi sangat penting dilakukan untuk mengatasi defisiensi zat gizi. Untuk itu, tidak cukup hanya dengan edukasi makanan sehat, tetapi juga memerlukan pendekatan professional,” tutur Yudhi Adrianto, S.Gz., S.E., M.K.M., AIFO.

Dr. Mury Kuswari, S.Pd., M.Si. selaku Head of Nutrition Study Program Universitas Esa Unggul yang menjadi panelis kedua menyampaikan bahwasannya gaya hidup sehat terjadi sebagai pola kebiasaan dan bukan sesuatu yang membutuhkan kondisi khusus. “Gaya hidup sehat dapat dimulai dari hal-hal sederhana, namun sangat berdampak. Dimulai dari konsumsi makanan dengan mengedepankan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup,” tutur Dr. Mury Kuswari.

Selain itu, disampaikan pula bahwa dalam meningkatkan defisit kalori adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik, yakni dengan jalan atau jogging saat pagi, sore, maupun malam hari, serta dengan meningkatkan massa otot agar penyerapan gula darah menjadi lebih efektif dan cadangan energi menjadi lebih besar.

Melalui penyelenggaraan Gizi Untuk Bangsa XIV, FKM UI kembali menegaskan perannya sebagai pusat kajian akademik dan advokasi kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, khususnya gizi. Menghadirkan kolaborasi lintas pakar dan berbasis bukti ilmiah, kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi FKM UI dalam menjawab tantangan gizi nasional dan global. Ke depan, FKM UI berkomitmen untuk terus menginisiasi ruang diskusi, riset, serta inovasi yang dapat mendukung lahirnya strategi preventif, regulatif, dan promotif bagi kesehatan masyarakat Indonesia. (ITM)