Gagas Optimalisasi Electronic Medical Records yang Terintegrasi untuk Layanan Kesehatan Digital, Tiga Mahasiswa FKM UI Raih Juara 2 Lomba Analisis Kebijakan Kesehatan di IPHO 2023

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menorehkan prestasi di The 2nd Indonesian Public Health Olympiad (IPHO) 2023 yang berlangsung pada bulan Agustus – November. IPHO adalah Olimpiade Kesehatan Masyarakat Indonesia yang diselenggarakan oleh AIPTKMI (Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia). Nadya Arifta Auliazaki, Fania Nur Khoifatunisa, dan Rina Febri Panjaitan adalah mahasiswa S1 Reguler Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FKM UI yang dinobatkan sebagai Juara 2 Lomba Analisis Kebijakan Kesehatan kategori beregu trio pada The 2nd IPHO. Mengusung tema “Shape Our Mind and Boost Our Curiosity to Strive Digital Public Health Competencies”, final The 2nd IPHO dilaksanakan pada 8 – 9 November 2023 di FIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mengangkat topik “Optimalisasi Electronic Medical Records (EMRs) yang Terintegrasi untuk Layanan Kesehatan Digital” pada karyanya, ketiga mahasiswa S1 Reguler K3 ini mencoba mengangkat salah satu isu terkini yang sedang hangat diperbincangkan. Pada policy brief ini, Nadya, Fania, dan Rina menemukan permasalahan dalam pengintegrasian Electronic Medical Records (Rekam Medis Elektronik) melalui sistem SATUSEHAT yang diselenggarakan paling lambat per tanggal 31 Desember 2023. “Melihat permasalahan tersebut, kami merekomendasikan beberapa solusi yaitu dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai macam stakeholder dari berbagai macam interdisiplin ilmu untuk menghasilkan kebijakan dan regulasi mengenai privasi data, mengadopsi teknologi blockchain, serta memberikan pelatihan yang memperhatikan tiga level teknologi informasi kesehatan yaitu foundational, structural, dan semantic,” ujar Nadya. Pentingnya mengikuti perkembangan teknologi menjadi urgensi untuk melakukan transformasi kesehatan terutama di bidang layanan kesehatan digital.  

Pengintegrasian Electronic Medical Records berguna untuk mempermudah koordinasi pada fasilitas layanan kesehatan dalam melakukan dokumentasi rekam medis pasien yang akurat, terkini, komprehensif, dan efisien sehingga dapat menurunkan risiko kesalahan medis. Penduduk Indonesia memiliki catatan rekam medis dalam bentuk digital dan kertas sebanyak 270 juta yang dikelola oleh ribuan penyedia layanan kesehatan berbasis individu di lebih dari 400 aplikasi pengelola dan tersebar pada tingkat pusat maupun daerah. Permasalahan terkait infrastruktur dan keterbatasan sumber daya manusia kesehatan dapat diminimalisir dengan memberikan pelatihan yang memperhatikan aspek interoperabilitas sehingga transfer informasi tetap dapat memperhatikan quality control. Aspek interoperabilitas harus memperhatikan 3 level teknologi informasi, yaitu foundational, structural, dan semantic. Dengan diberlakukannya optimalisasi pada permasalahan ini maka pelaksanaan EMRs dapat berjalan lebih optimal dan komprehensif. Pengintegrasian Electronic Medical Records dapat memberikan kemudahan akses terhadap data kesehatan pasien sehingga meningkatkan koordinasi dalam pemberian layanan kesehatan. Dari permasalahan tersebut, menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan. Permasalahan pertama mengenai standardisasi pengintegrasian EMRs dapat dilakukan dengan kolaborasi bersama stakeholder terkait. Hasil yang diharapkan adalah kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan privasi data melalui spesifikasi standar enkripsi, akses kontrol dan petunjuk yang berkaitan dengan informasi pribadi pasien.

Ajang kompetisi di IPHO ini merupakan pengalaman pertama bagi Nadya, Fania dan Rina. Pemilihan topik ini juga menjadi tantangan baru bagi mereka sebagai mahasiswa S1 K3 dimana harus membahas permasalahan kesehatan secara lebih luas dan spesifik ke kebijakan kesehatan masyarakat, berbeda dengan apa yang dipelajari pada mata kuliah di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Namun, dosen pembimbing yaitu Abdul Kadir, S.K.M., M.Sc., atau yang biasa disapa Kak Ading sangat suportif dan banyak membantu Nadya dan tim dalam proses perlombaan ini.

Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI juga turut menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang diraih mahasiswanya di FKM. “Topik yang diusung saya rasa sesuai dengan kondisi saat ini. Di era digitalisasi, semua aspek kehidupan sudah terdigitalisasi termasuk berbagai hal dalam bidang kesehatan. Digitalisasi ini tujuannya untuk mempermudah pekerjaan kita, dengan adanya integrasi Electronic Medical Records pada system SATUSEHAT, diharapkan dapat menjadi satu instrumen yang dapat mempermudah para pengguna fasilitas layanan kesehatan. Karena semua data sudah ada di situ sehingga dapat memangkas perjalanan untuk memperoleh layanan yang diinginkan. Sehingga, solusi yang diinginkan para pengguna layanan pun dapat dengan cepat diperoleh secara komprehensif karena semua data ada dalam satu platform. Hal ini diharapkan juga bisa meningkatkan layanan kesehatan dan sumber daya manusia kesehaan yang ada,” pungkas Dr. Asih. (DFD)

Leave a Reply