Diketahui kasus prevalensi angka stunting atau pendek yang dialami anak-anak akibat gagal tubuh di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga bulan April 2023 menurun menjadi 3.736 orang dari sebelumnya sebanyak 4.618 orang pada 1 Desember 2022. Meskipun demikian, angka ini masih jauh lebih tinggi (sekitar 26%) dibandingkan dengan rata-rata prevalensi nasional yakni sebesar 21% pada tahun 2022 dan target nasional sebesar 14% pada tahun 2024.
Dalam upaya terobosan untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, diwakili oleh Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc., telah meluncurkan sebuah program edukasi gizi remaja yang unik di Kecamatan Kalanganyar, Lebak, Banten.
Program ini, yang berlangsung pada 27 November 2023 di SMK 1 Kalanganyar, menampilkan penggunaan game online inovatif berjudul “Nutrition Impact“, fokus pada isu anemia – menyediakan pengetahuan tentang gejala, penyebab, dampak, dan solusi. Game ini dilengkapi dengan modul edukatif mengenai Definisi Remaja, Perubahan Fisik dan Psikologis pada Remaja, Anemia, dan gaya hidup sehat, memberikan informasi komprehensif yang menarik bagi para remaja. Tanpa sadar, remaja akan mendapatkan beragam informasi kompleks mengenai gizi dan kesehatan dengan cara yang menyenangkan.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pencegahan anemia adalah keengganan remaja dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) yang diberikan oleh Puskesmas. Banyak siswi SMK 1 Kalanganyar menyatakan bahwa mereka tidak rutin mengonsumsi TTD karena bau dan rasa yang tidak menyenangkan, serta efek samping seperti mual. Untuk mengatasi hal ini, program memberikan tips praktis, seperti mengonsumsi TTD bersamaan dengan buah-buahan segar, makanan atau minuman manis, serta menghindari konsumsi teh, kopi, dan susu saat mengonsumsi TTD.
Program ini juga dilaksanakan secara hybrid, melalui sesi tatap muka dan online menggunakan Zoom, serta pemanfaatan grup WhatsApp selama satu bulan sebagai wadah diskusi. Inisiatif ini menggabungkan metode pendidikan yang menyenangkan dan interaktif, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap kesehatan dan nutrisi yang baik di kalangan remaja.
Kepala SMKN 1 Kalanganyar Ratna Ningsih, M.Pd., dan Camat Kalanganyar, Bayu Hadiyana T., S.IP., M.Si., menyambut baik program ini. “Remaja putri adalah calon ibu yang akan menentukan kualitas generasi berikutnya. Oleh karena itu, remaja putri harus sehat agar anaknya kelak terbebas dari stunting,” tutur Bayu Hadiyana. Nurul Dina menambahkan, “Stunting memberikan dampak lintas generasi, dan dengan pendidikan serta kesadaran yang tepat, kita bisa mencegah terulangnya siklus ini”.
Program edukasi gizi remaja ini menandai langkah signifikan dalam upaya mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kesehatan dan produktivitas remaja di Kecamatan Kalanganyar, serta dapat menjadi contoh bagi upaya serupa di wilayah lain. (NDR)