Guru Besar FKM UI Wakili Indonesia dalam Konferensi Internasional WIPO di Swiss

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan kiprah globalnya melalui partisipasi aktif dalam konferensi Internasional bergengsi. Guru Besar Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FKM UI, Prof. Fatma Lestari, S.Si., M.Si., Ph.D., mewakili Indonesia sebagai pembicara dalam konferensi yang diselenggarakan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) pada 5 Mei 2025 di Swiss.

Mengangkat topik “Innovation for Health and Safety at Work” dalam paparannya, Prof. Fatma menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan yang pesat, memiliki populasi sebesar 284,44 juta jiwa, menjadikannya negara dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia. Sekitar 208,54 juta jiwa dari jumlah tersebut merupakan bagian dari angkatan kerja, dan 69% di antaranya atau sekitar 144,64 juta orang tergolong sebagai pekerja aktif. “Besarnya jumlah pekerja ini membuat tantangan keselamatan kerja menjadi semakin kompleks dan perlu pendekatan inovatif yang berbasis teknologi dan budaya lokal,” jelas Prof. Fatma pada konferensi tersebut.

Konferensi bertajuk “The Role of IP and Innovation in Addressing Global Public Health Challenges: Fostering Technological Transfer and Collaborations” ini digelar secara hybrid dari Markas Besar PBB di Jenewa, Swiss, dan melalui Zoom Meeting. Acara ini menjadi bagian dari Development Agenda WIPO serta diselenggarakan dalam kerangka Committee on Development and Intellectual Property (CDIP) yang digelar dua tahun sekali. Konferensi dibuka dengan Keynote Speech oleh Mr. Hasan Kleib, Deputy Director General, Regional and National Development Sector (RNDS), WIPO. Menjawab tantangan kesehatan masyarakat global, WIPO turut menghadirkan 19 tokoh internasional dari lintas sektor yang membagikan pandangannya dalam dialog pembuka serta tiga sesi panel utama.

Sebagai pembicara di Panel 3: Innovation for Health Safety at Work, Prof. Fatma juga menyoroti pentingnya kemitraan dan inovasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan tangguh. Prof. Fatma mengangkat berbagai tantangan nyata yang dihadapi para pekerja, seperti maraknya penggunaan peralatan palsu, minimnya pelatihan keselamatan, hingga tingginya paparan risiko berbahaya di tempat kerja. Bersama dengan pakar internasional di antaranya Mr. Kurt Van Ruyskensvelde dari Belgia dan Ms. Joana Eva Dodoo dari Ghana, Prof. Fatma menekankan perlunya integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan, virtual reality, dan Internet of Things (IoT) dalam manajemen risiko dan keselamatan kerja. Kontribusi ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan interdisipliner dalam membangun sistem keselamatan kerja yang berkelanjutan di berbagai sektor industri.

“Universitas Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk dalam isu keselamatan dan kesehatan kerja serta manajemen bencana,” ujar Prof. Fatma.

Sebagai bagian dari upaya penguatan sistem keselamatan di sektor kesehatan, Prof. Fatma memperkenalkan Hospital Safety Index (HSI)—sebuah aplikasi berbasis checklist yang dikembangkan oleh Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI untuk menilai kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana. “Melalui HSI, rumah sakit dapat melakukan evaluasi mandiri dan meningkatkan kapasitas tanggap darurat secara sistematis,” tuturnya.

Prof. Fatma juga memaparkan sejumlah program pendidikan yang telah dikembangkan Indonesia untuk mendukung pemberdayaan pekerja, salah satunya adalah Edurisk. Edurisk merupakan sebuah aplikasi mobile yang menyediakan pelatihan interaktif seputar pertolongan pertama, keselamatan kebakaran, dan tanggap darurat. Aplikasi ini dikembangkan dalam bahasa lokal dan dilengkapi dengan fitur gamifikasi untuk meningkatkan keterlibatan pengguna, terutama di kalangan pekerja muda yang melek teknologi. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas juga diterapkan dengan melibatkan serikat pekerja dan masyarakat lokal dalam penyelenggaraan lokakarya dan kampanye keselamatan. Khususnya untuk menjangkau UMKM di berbagai wilayah Indonesia. Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok juga dimanfaatkan secara aktif untuk menyebarkan berbagai informasi.

Prof. Fatma merupakan pakar nasional dan internasional di bidang keselamatan dan mitigasi bencana. Selain menjabat sebagai Direktur Disaster Risk Reduction Centre UI, Prof. Fatma aktif sebagai Wakil Ketua Dewan K3 Nasional Indonesia dan Wakil Ketua Perkumpulan Ahli Kebencanaan Indonesia. Lebih dari 30 buku telah beliau hasilkan, mencerminkan dedikasinya terhadap pengembangan ilmu keselamatan dan manajemen bencana, termasuk pada masa pandemi COVID-19.

Partisipasi Prof. Fatma dalam forum internasional ini memperkuat posisi FKM UI sebagai institusi yang tidak hanya unggul dalam pengajaran dan penelitian, tetapi juga berperan aktif dalam mendorong kebijakan dan inovasi kesehatan global. (DFD)