Hana Fajrianti, Mahasiswa Program Studi S2 K3 FKM UI, kembali menorehkan prestasi internasional. Hana berhasil terpilih sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam International Student Symposium (ISS) – Malaysian Industrial Hygiene Association International Conference & Exhibition 2024 and 7th Asian Network of Occupational Hygiene Conference 2024 yang berlangsung pada 20 Oktober 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.
International Student Symposium (ISS) adalah sebuah agenda yang bertujuan untuk menghubungkan mahasiswa pascasarjana yang sedang melakukan penelitian di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), higiene industri, dan manajemen risiko. Melalui simposium ini, mahasiswa diundang untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka kepada komunitas internasional yang terdiri dari praktisi, akademisi, dan profesional di bidang K3 dan higiene industri.
ISS juga menjadi platform bagi para mahasiswa untuk berbagi pengetahuan, memperluas jaringan profesional, serta mendapatkan masukan dari para ahli mengenai penelitian yang sedang mereka lakukan. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas penelitian serta memperkaya pemahaman mahasiswa tentang praktik terbaik di bidang kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Pada simposium yang juga dihadiri oleh peserta dari Malaysia dan Taiwan ini, Hana sebagai satu-satunya peserta dari Indonesia, mempresentasikan risetnya yang berjudul “Understanding Heat Stress Challenges in the Tropics: Perspectives from Indonesian Construction Laborers” dalam sesi podium presentations. Penelitiannya ini bertujuan untuk memahami persepsi dan kesadaran akan tekanan panas di kalangan pekerja konstruksi Indonesia, menilai ketersediaan dan kecukupan langkah-langkah untuk mengurangi risiko tekanan panas, serta mengevaluasi dampak paparan panas lingkungan terhadap kesejahteraan dan keselamatan pekerja di berbagai jenis proyek konstruksi.
“Pekerja konstruksi di daerah tropis, seperti Indonesia, menghadapi tantangan unik karena terpapar suhu tinggi. Tekanan panas dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan, terutama di sektor konstruksi sipil di mana pekerja sering melakukan tugas yang menuntut fisik di bawah terik matahari,” terang Hana. Penelitiannya ini menggunakan pendekatan berbasis data, termasuk analisis kuantitatif seperti analisis korelasi Spearman dan regresi logistik untuk memahami pengaruh variabel-variabel seperti jenis proyek, lingkup pekerjaan, durasi jam kerja, dan usia pekerja terhadap risiko heat stress.
Hana menyampaikan bahwa hasil risetnya tersebut menunjukkan bahwa pekerja di proyek pembangunan dan arsitektur memiliki risiko lebih tinggi terhadap dehidrasi dan kelelahan. Rekomendasi konkret berdasarkan temuan riset yang ia lakukan yakni dilaksanakannya kombinasi antara pelatihan manajemen heat stress dan penyediaan fasilitas fisik seperti tempat berteduh dan air minum sebagai pendekatan efektif untuk mengurangi risiko heat stress.
Hana menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan kolaborasi, pertukaran pengetahuan, dan peningkatan kapasitas dalam identifikasi serta pengendalian risiko kesehatan di lingkungan kerja.