Jumat 7 September 2018 di Aula Gedung A, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menyelenggarakan kuliah umum Lingkungan dan Kesehatan Globaldi. Kuliah umum yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.10 WIB ini diikuti oleh mahasiswa program magister FKM UI dari berbagai program studi.
Kuliah umum ini terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama diisi oleh Achmad Saleh Suhada, Deputy Global Head Indonesia Forest Campaign Greenpeace. Pada sesi ini, Ahmad Saleh berbicara tentang infrastruktur khususnya infrastruktur kota yang terkadang tidak mempertimbangkan keselamatan lingkungan dan manusia saat terjadi bencana. “Kebijakan tata ruang harus memperhatikan hak-hak dan kebudayaan masyarakat, khususnya hak adat masyarakat kultural”, ujarnya.
Selanjutnya, sesi kedua diisi oleh Lilis Kurniawan, Direktur Risiko Pengurangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pada sesi ini, Lilis Kurniawan menayangkan peta risiko rawan bencana. Peta risiko rawan bencana menggambarkan banyak dan luasnya wilayah Indonesia yang rawan terkena bencana. Namun beliau berkata, “Indonesia bukan berarti menjadi ‘supermarket bencana’, melainkan ‘laboratorium’ bencana”. Menurut Lilis Kurniawan, dengan kepadatan penduduk yang tinggi mencapai 250 juta jiwa, ditambah luasnya wilayah rawan bencana, masyarakat Indonesia haruslah dipersiapkan dan diedukasi untuk mengambil tindakan penyelamatan diri saat terjadi bencana. Anggaran negara pascabencana pun tidak kecil, yaitu menjapai 30 triliun per tahun. “Namun tentunya angka ini dapat berkurang jika masyarakat kita pintar dalam bertindak sehingga dapat menurunkan jumlah korban jiwa yang juga akan berdampak pada biaya pascabencana ini”.
Di akhir sesi kedua ini, Lilik menekankan, “gotong-royong menjadi kunci dalam penanggulangan bencana di Indonesia, karena perdamaian pascabencana itu tidak mudah”. Penting bagi suatu provinsi atau wilayah untuk membantu dan mendukung wilayah lain yang sedang terkena bencana baik dalam bentuk dukungan moral maupun material.