Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) membuktikan komitmennya sebagai salah satu penggerak pembangunan kesehatan di Asia Tenggara dengan menjadi organizer dalam acara The 2nd International Teleconference on Technology and Policy in Supporting Implementation of COVID-19 (ITTP-COVID 19). The International Teleconference on Technology and Policy in Supporting Implementation of COVID-19 (ITTP-COVID19) sendiri merupakan konsorsium yang diinisiasi pada tahun 2021 yang melibatkan 27 universitas di kawasan Asia Tenggara, termasuk di dalamnya adalah Universitas Indonesia dan Universitas Teknologi Malaysia, didukung oleh Sekretariat ASEAN dan ASEAN University Network (AUN).
Tahun ini, The 2nd ITTP-COVID19 juga berkolaborasi dengan beberapa Universitas lainnya di wilayah Asia Tenggara, yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Mulawarman, Universitas Padjajaran, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Malaya, Universiti Putra Malaysia, Universiti Sains Malaysia, Universiti Utara Malaysia, Royal University of Phom Penh, National University of Laos, University of the Philippines, Nanyang Technological University, National University of Singapore, Mahasarakham University, Mahidol University, Prince of Songkla Universitiy, School of Business and Management RMIT University, and University of Medicine and Pharmacy VNU.
ITTP-COVID 19 tahun ini dilaksanakan secara virtual selama tiga hari, mulai Sabtu, 6 Agustus 2022 hingga Senin, 8 Agustus 2022. Rangkaian ITTP-COVID 19 2022 sudah berlangsung sejak Juni 2022 melalui beberapa webinar dan focus group discussion (FGD) untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan dengan tiga fokus utama, yaitu bidang kesehatan, sosial ekonomi, dan teknologi.
Konferensi hari pertama dibuka dengan introduksi dari dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., Chair of The 2nd ITTP-COVID 19. Acara dilanjutkan dengan welcoming speech oleh Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., Rektor Universitas Indonesia dan Prof. Datuk Ts. Dr. Ahmad Fauzi Ismail, B.Eng., M.Sc., Ph.D., Vice Chancellor Universiti Teknologi Malaysia. Acara kemudian resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, yang mewakili Presiden Republik Indonesia. “Merupakan keinginan kita semua agar Asia Tenggara menjadi kawasan yang tangguh di masa depan. Harapannya ITTP-COVID19 dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi strategis yang mengedepankan semangat gotong royong antarnegara,” ujar Nadiem Makarim dalam sambutannya.
Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, M.P.H., sebagai perwakilan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia kemudian memberikan keynote speech dengan tema “Strengthening Intersectoral Collaboration to Create Economic Resilience and Health Security Post COVID-19”. Pandemi COVID-19 memberikan segudang tantangan baru, terutama dalam mewujudkan bonus demografi Indonesia di tahun 2045 nanti. “Pandemi COVID-19 tidak dapat ditangani dengan hanya fokus kepada satu sektor, melainkan harus ada usaha kolaboratif antara pemerintah, sektor publik, dan sektor swasta,” ujar Dr. dr. Brian Sri Prahastuti.
Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama tiga pembicara yang dimoderatori oleh Prof. Kemal Siregar, S.K.M., M.A., Ph.D. Pembicara pertama, yaitu Dr. Nilesh Buddha merupakan Lead–Regional Emergencies, WHO’s South-East Asia Regional Office (SEARO). Dr. Nilesh Buddha berbicara mengenai “Global Health Architecture to Strengthen Health System Post COVID-19”. Dr. Nilesh Buddha menuturkan, ”Pandemi COVID-19 bukan krisis kesehatan terakhir yang akan kita hadapi. Kita harus bersiap sebaik mungkin untuk menghadapi emerging dan reemerging virus dan masalah kesehatan lainnya”. Saat ini World Health Organization (WHO) sedang mempersiapkan Global Health Emergency Council dengan tujuan memperkuat arsitektur kesehatan dalam menghadapi tantangan yang akan datang.
Sementara itu, Tan Kay Chuan, B.Sc., M.Sc., Ph.D., yang merupakan Associate Professor National University Singapore (NUS), berbicara mengenai “Response from the National University of Singapore to COVID-19, 2020-2022“. NUS menerapkan sistem Crisis Management Framework yang membagi komando berdasarkan level krisisnya. NUS juga memanfaatkan teknologi untuk membantu dalam tracing dan tracking.
Dr. Ahmad Zafarullah Abdul Jalil, Director for ASEAN Integration Monitoring Directorate (AIMD), yang merupakan pembicara terakhir membawakan tema “Stability, Recovery, and Mitigation System Beyond COVID-19 Pandemic in ASEAN”. Pandemi COVID-19 membuat negara-negara ASEAN memiliki pondasi yang lebih kuat dalam menghadapi masalah kesehatan. ”Krisis kesehatan memberikan dampak pada berbagai aspek kehidupan, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan stakeholder yang relevan agar bisa pulih secara komprehensif,” tutur Dr. Ahmad Zafarullah Abdul Jalil.
Konferensi tahun ini juga dapat terselenggara dengan baik salah satunya karena dukungan dari Novartis dan Mandiri Inhealth sebagai sponsor utama. Harapannya konferensi ITTP-COVID19 ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan serta memperkuat kolaborasi negara-negara ASEAN dalam mengatasi pandemi COVID-19. (WR)