Pada Sabtu, 18 Desember 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi dengan Gerakan Kebangkitan Masyarakat Betawi (Gerbang Betawi) menyelenggarakan Seminar Online FKM UI Seri ke-51 dengan tema “Siapkah Kita Menghadapi Gelombang III Pandemi Covid-19?”. Seminar yang dilaksanakan secara virtual ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A, M.B.A., yang hadir sebagai pembicara kunci pada seminar ini menyampaikan bahwa walaupun kesehatan telah menjadi prioritas utama, ekonomi tetap tidak boleh dikesampingkan karena pengaruhnya sangat vital bagi kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, Sandiaga Uno menyampaikan bahwa kondisi pandemi telah memaksa masyarakat untuk terus menerus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi mengingat banyak sekali perubahan yang terjadi secara dahsyat akibat pandemi saat ini. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak besar akibat pandemi ini. Oleh karena itu, sektor pariwisata aktif untuk berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. “Indeks daya saing pariwisata kita di World Economic Forum masih tertinggi, yaitu 3,2 di antara negara ASEAN. Pilarnya adalah culture resources, business travel, dan yang harus kita tingkatkan adalah health & hygiene, safety & security, serta peningkatan SDM. Kami menerapkan sertifikasi CHSE dengan aplikasi peduli lindungi. Kami yakin dengan Sertifikat pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata bisa berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi,” ujar Sandiaga. Lebih lanjut, Sandiaga berharap bahwa melalui kegiatan ini FKM UI bisa memastikan bahwa Indonesia memang telah siap jika terjadi gelombang ketiga Covid-19.
Selain Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, hadir pula 4 (empat) pemateri lain. Pertama ialah Cholil Hasan, S.E., M.B.A., Dewa Pakar Gerbang Bertawi. Cholil menyampaikan materi mengenai disrupsi teknologi pandemi dan perilaku para pelaku ekonomi dan bisnis dalam dekade 2020-2030. Menurut Cholil, pandemi telah menyebabkan berhenti atau terhambatnya roda ekonomi. “Karena pandemi ini bersifat menular antar manusia, berarti semua yang bersifat banyaknya pertemuan, itulah yang akan berdampak paling tinggi. Mulai dari yang sifatnya korporasi sampai UMKM,” terang Cholil.
Narasumber kedua adalah Dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc. selaku dosen dan epidemiolog FKM UI. Doktor Miko menyampaikan mengenai kondisi serta prediksi Covid-19 di Indonesia. Hingga saat ini, wabah Covid-19 telah terjadi hampir 2 tahun di Indonesia dan terdapat berbagai upaya penanggulangan yang telah dilakukan. Menurut Dr. Miko, Gelombang III adalah sebuah keniscayaan dikarenakan berbagai alasan, seperti surveillance bias, PPKM berlevel yang belum terstandarisasi, cakupan imunisasi yang masih minim, adanya varian baru, dan kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.
Selanjutnya, hadir sebagai narasumber ketiga adalah Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D., Ketua Tim Pakar/Juru Bicara Komite Penanganan Covid-19. Dalam membuka pemaparannya, Prof. Wiku menyampaikan bahwa kondisi Covid-19 saat ini sudah relatif terkendali. “Saya tidak mengatakan baik-baik saja. Saya mengatakan kondisinya terkendali. Selama kita kendalikan, keadaan ini akan terjadi seperti ini terus,” ucap Prof. Wiku. Untuk mencegah terjadinya Gelombang III terdapat beberapa usaha yang telah dilakukan, yaitu strategi pengendalian Covid-19 berlapis, kolaborasi pentahelix, serta penerbitan peraturan mengenai pencegahan gelombang III Covid-19.
Pemaparan terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc., Guru Besar FKM UI. Prof. Sabarinah menyampaikan mengenai pentingnya pendekatan kesehatan masyarakat dalam menangani Covid-19. Selanjutnya, Prof. Sabarinah juga memaparkan pentingnya Vaksin, 5M, 3T, dan surveilans berbasis komunitas dalam hal yang sama. “Kita perlu memperkuat proteksi terus menerus karena memang intinya memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun adalah dua hal yang harus kita lakukan,” ujar Prof. Sabarinah. (BK)