Kolaborasi Lintas Sektor Warnai Sarasehan Nasional 2025 HMP FKM UI: Lingkungan Sehat, Akses Adil, Generasi Terlindungi

Depok, 4 Oktober 2025 — Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) sukses menyelenggarakan Sarasehan Nasional 2025 bertema “Lingkungan Sehat, Akses Adil, Generasi Terlindungi” pada Sabtu (4/10/2025) di Balai Sidang UI. Kegiatan ini menjadi forum lintas sektor yang mempertemukan mahasiswa, akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan untuk membahas isu strategis di bidang kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Melalui forum ini, FKM UI kembali menegaskan perannya sebagai ruang akademik yang mendorong kolaborasi dan advokasi berbasis bukti (evidence-based policy advocacy) untuk mendukung kebijakan kesehatan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Acara yang diinisiasi oleh Departemen Kajian dan Advokasi Masyarakat (Kadvomas) HMP FKM UI ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai universitas, organisasi profesi, dan lembaga pemerintah, baik secara daring maupun luring. Dalam sambutannya, Dien Anshari, S.Sos., M.Si., Ph.D., selaku Manajer Kemahasiswaan FKM UI, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. “Kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari isu lingkungan hidup di sekitar kita. Mahasiswa memiliki peran penting untuk memahami, mengadvokasi, dan menggerakkan perubahan menuju masyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sesi pertama sarasehan membahas isu lingkungan dan tata kelola sumber daya alam dengan menghadirkan Ir. Sigit Eliantoro, M.Sc. (Deputi Bidang Tata Lingkungan dan SDA Berkelanjutan), Aulia Furqon, S.Hut. (aktivis lingkungan), serta Wafi Syukri Baraja, Ketua Departemen Kadvomas HMP FKM UI. Para narasumber menyoroti pentingnya keadilan ekologis dan partisipasi publik dalam perumusan kebijakan pembangunan. “Lingkungan yang sehat adalah pondasi keadilan sosial. Mahasiswa memiliki posisi strategis untuk memastikan kebijakan pembangunan tidak mengorbankan keseimbangan ekosistem,” ujar Aulia. Sementara itu, Ir. Sigit menegaskan pentingnya sinergi antara riset akademik, kebijakan pemerintah, dan advokasi masyarakat sebagai kunci menuju tata kelola lingkungan yang partisipatif dan transparan. “Kami di pemerintah sangat mengapresiasi ide kolaborasi ini dan terus mendorong kolaborasi multipihak agar tata kelola lingkungan menjadi lebih partisipatif dan transparan. Sinergi antara kebijakan, riset, dan advokasi masyarakat adalah kunci menuju pembangunan berkelanjutan,” tegas Ir. Sigit.

Diskusi berlanjut pada isu kebijakan kesehatan publik, dengan pemaparan Melliana Eka Cahyani, S.Tr.Gz., akademisi sekaligus ahli gizi yang menekankan pentingnya pajak dan pelabelan warna pada produk makanan/minuman berpemanis untuk mendorong perilaku konsumsi sehat. Sejalan dengan Melliana, tim advokasi mahasiswa FKM UI juga mendorong pengesahan pajak gula dan red–yellow– green labeling untuk produk berpemanis guna menekan kasus obesitas dan diabetes di Indonesia. “Konsumen berhak tahu kandungan gula dalam produk yang mereka konsumsi. Pajak dan label warna bukan pembatasan, melainkan pencegahan dini terhadap penyakit tidak menular,” jelas Wafi.

Sesi berikutnya menghadirkan dr. Irwan Panva Wariaseno, M.K.M. dari Kementerian Kesehatan RI, yang menyoroti perluasan akses vaksin HPV bagi remaja putri dan kelompok rentan melalui pendekatan berbasis komunitas. Adapun Prof. Dr. Ghufron Mukhti, M.Sc., Ph.D., Direktur Utama BPJS Kesehatan, hadir memaparkan transformasi layanan BPJS menuju sistem yang lebih responsif dan berorientasi peserta, dengan menekankan penguatan pelayanan primer sebagai kunci kemudahan akses dan kesetaraan layanan kesehatan nasional. “Penguatan pelayanan primer adalah kunci kemudahan akses layanan untuk mewujudkan kesetaraan,” tegas Prof. Gufron.

Kegiatan ditutup dengan seruan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Ketua HMP FKM UI, Muhammad Alfiansyah, S.K.M., menegaskan bahwa sarasehan ini bukan sekadar ruang diskusi, melainkan bentuk nyata komitmen mahasiswa dalam mengawal kebijakan publik di bidang kesehatan dan lingkungan. “Sarasehan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat. Ini bukan akhir dari advokasi, melainkan langkah awal menuju Indonesia yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Melalui semangat kolaborasi dan kepemimpinan mahasiswa, FKM UI melalui HMP FKM UI terus berkomitmen untuk menjadi motor penggerak perubahan di bidang kesehatan masyarakat. (ITM)