Dinamika populasi serta kesehatan dan hak-hak seksual dan reproduksi merupakan isu fundamental dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan di Indonesia. Perubahan dalam fertilitas, mortalitas, dan migrasi turut memengaruhi struktur populasi secara signifikan, sementara akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup individu, terutama bagi perempuan dan remaja. Hak-hak seksual dan reproduksi yang terlindungi mencakup hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan layanan kesehatan yang mendukung pilihan hidup yang bebas dan bertanggung jawab.
Mendorong kesadaran dan aksi dalam isu ini sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, sehat, dan bermartabat. Mengundang Hassan Mohtashami, UNFPA Indonesia Representative, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Guest Lecture atau Kuliah Tamu dalam rangka Seminar Online FKM UI Seri ke-31. Dilaksanakan pada 11 Desember 2024, kuliah tamu ini mengangkat topik “Population Dynamics, Sexual and Reproductive Health and Reproductive Rights”. Kuliah Umum yang berlangsung secara hybrid di Ruang Promosi Doktor Gedung G FKM UI dan melalui Zoom Meeting ini sukses dimoderatori oleh Prof. Dr. Budi Utomo, M.P.H., Ph.D., dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri atas mahasiswa FKM UI dan Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) UI.
“Dinamika populasi tidak hanya berkaitan dengan angka dan statistik, tetapi juga menyentuh kualitas hidup setiap individu. Kesehatan dan hak reproduksi, terutama bagi perempuan dan anak perempuan adalah pilar fundamental untuk mencapai kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan,” jelas Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI, dalam sambutannya. Dr. Asih juga menggarisbawahi bahwa meskipun telah banyak kemajuan dicapai, masih terdapat hambatan berupa kebijakan yang kurang mendukung hak asasi manusia. “Kuliah umum hari ini memberikan kesempatan bagi kita untuk merenungkan tantangan yang ada dan menggali solusi-solusi inovatif,” lanjutnya, sekaligus secara resmi membuka sesi kuliah tamu.
Hassan Mohtashami menyampaikan pandangan komprehensif terkait kesehatan dan hak reproduksi. Ia menyoroti berbagai isu penting seperti mutilasi genital perempuan (Female Genital Mutilation/FGM), perkawinan anak, kehamilan remaja, infeksi menular seksual termasuk HIV, serta perencanaan keluarga (Family Planning/FP). Hassan menekankan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif (Comprehensive Sexuality Education/CSE) dan perhatian terhadap kesehatan reproduksi remaja (Adolescent Sexual and Reproductive Health/ASRH) sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Menurut Hassan, kualitas kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga yang matang merupakan kunci keberhasilan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, perdamaian, dan keamanan. “Jika kesehatan reproduksi tidak terpenuhi, maka kesetaraan gender sulit diwujudkan,” ujarnya, menekankan kaitan erat antara kesehatan reproduksi dan hak asasi manusia. Selain itu, Hassan membahas dinamika populasi yang mencakup fertilitas stabil, angka kematian ibu (Maternal Mortality Ratio/MMR), dan migrasi, sembari menekankan bahwa kehamilan yang direncanakan dengan baik dapat mencegah kematian dini dan keguguran, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga.
Hassan menggarisbawahi bahwa kesehatan reproduksi adalah elemen kritis yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan membutuhkan perhatian serius untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya perencanaan keluarga sebagai intervensi strategis untuk menurunkan angka kematian ibu. Menurutnya, kematian ibu dapat diturunkan bahkan dicegah secara signifikan melalui teknologi dan intervensi berbasis bukti. Namun, tantangan masih sering terjadi pada proses persalinan. Oleh karena itu, teknologi modern dan pengukuran risiko selama kehamilan perlu dimanfaatkan untuk meminimalisir risiko tersebut. “Kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pembuat kebijakan perlu didorong untuk mengintegrasikan kesehatan reproduksi ke dalam upaya pencapaian kesetaraan gender dan pembangunan yang berkelanjutan,” tutur Hassan.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Dr. Laila Fitria, S.K.M., M.K.M., Manager Akademik FKM UI; Ema Hermawati, S.Si., M.K.M., Ketua Prodi S1 Kesehatan Lingkungan FKM UI; dan Dr. Al Asyary, S.K.M., M.P.H., Sekretaris Prodi S1 Kesehatan Lingkungan FKM UI.
Seminar ini menjadi pengingat bahwa kesehatan dan hak reproduksi adalah fondasi utama dalam upaya mencapai kesetaraan gender, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui wawasan yang mendalam dari Hassan Mohtashami, sivitas akademika diajak untuk memahami bahwa isu-isu seperti perencanaan keluarga, kesehatan ibu, dan pendidikan reproduksi tidak hanya bersifat individual, tetapi juga mencerminkan upaya kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan inklusif. (DFD)