Pengurangan sampah khususnya sampah plastik masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat Kota Depok. Menurut data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, pada tahun 2020 setiap hari terdapat 1.300-1.400 ton sampah warga Depok yang dibuang ke TPA Cipayung. Sekitar 50 ton atau 3,85% dari jumlah tersebut merupakan sampah plastik. Banyak upaya yang sudah dilakukan salah satunya adalah kebijakan mengenai daur ulang dan bank sampah, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat permasalahan yaitu keberlanjutan program dan partisipasi masyarakat yang kurang dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah yang dihasilkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bekerjasama dengan PT. DOW Indonesia melakukan Community Project dengan melibatkan 9 (sembilan) mahasiswa tingkat akhir Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Ekstensi Angkatan 2018 untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah khususnya sampah plastik. Community Project ini dilakukan di beberapa tempat salah satunya di Perumahan Orchid Residence Depok pada 1-28 Februari 2021.
Warga Perumahan Orchid Residence Kota Depok memiliki kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan mulai dari lingkungan rumah tangga selama enam tahun belakangan ini. Program yang diinisiasi oleh masyarakat ini dikenal dengan sebutan Infaq Sampah. Warga memilah sampah seperti sampah plastik, kardus, kertas, kaleng, dan berbagai rongsok dari logam, yang kemudian diletakkan di depan rumah dan setiap hari Senin akan diambil oleh pengepul sampah. Hasil Infaq Sampah ini merupakan sumber pemasukan bagi kas Kemuslimahan Masjid di perumahan dan dipergunakan untuk kegiatan sosial.
Tantangan dalam program pengelolaan sampah semacam ini adalah keberlanjutan. Belajar dari pengalaman program Infaq Sampah di perumahan ini, yang berhasil bertahan selama 6 tahun dengan jumlah partisipan yang terus meningkat, ada hal-hal penting yang dapat dijadikan inspirasi bila program serupa ingin terus berkembang. Pertama adalah adanya motivasi ibadah dalam program ini. Perumahan Orchid Residence merupakan perumahan dengan tingkat sosial ekonomi menengah, sehingga warga lebih tertarik pada Infaq Sampah daripada Bank Sampah. Program Infaq Sampah dapat menjadi alternatif pengelolaan sampah bagi perumahan dengan sosial ekonomi menengah dan tinggi. Kedua adalah adanya warga yang bersedia menginfaqkan waktunya untuk menjadi Koordinator Program. Koordinator inilah yang mengurus infaq sampah dan berhubungan langsung dengan pengepul. Ketiga, regular reminder, atau pengingat yang dilakukan secara rutin. Koordinator Infaq Sampah selalu mengingatkan warga melalui Whatsapp Group tiap hari Minggu untuk menyiapkan Infaq Sampah di depan rumah keesokan harinya. Keempat, kesadaran warga akan kebersihan lingkungan dan yang kelima adalah kesediaan pengepul untuk menjemput Infaq Sampah ke setiap rumah. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah transparansi keuangan. Koordinator melaporkan hasil Infaq Sampah setiap bulannya dan juga penggunaan dananya.
Setelah enam tahun program Infaq Sampah ini berjalan, muncul inovasi lain dari warga Perumahan The Orchid Residence yaitu food waste atau pengumpulan sampah sisa makanan dan minyak jelantah secara sukarela. Warga menyetorkan sampah sisa makanan dan minyak jelantah ke rumah seorang warga perumahan. Hasil dari penjualan minyak jelantah ini digunakan untuk THR satpam sedangkan sisa makanan dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pupuk organik. Walaupun demikian, belum semua warga perumahan di Orchid Residence yang mengikuti Program Infaq Sampah ini.
Intervensi yang dilakukan oleh tim yang dibina oleh Dosen FKM UI, Atik Nurwahyuni, SKM, M.KM ini adalah dengan memberikan poster edukasi yang menarik dan bak pilah sampah khusus untuk meningkatkan partisipasi warga Orchid Residence pada program Infaq Sampah. Poster edukasi akan ditempelkan di dapur rumah warga sehingga dapat menjadi pengingat warga untuk memilah sampah secara tepat. Poster ini juga mempermudah ibu rumah tangga mengedukasi asisten rumah tangganya untuk memilah sampah. Bak pilah sampah dibutuhkan karena setiap rumah tangga akan mengumpulkan sampahnya selama 1 minggu sebelum diambil oleh pengepul. Ide intervensi ini merupakan buah dari diskusi yang dilakukan beberapa kali antara mahasiswa, koordinator Infaq Sampah dan warga perumahan. Dengan adanya intervensi ini diharapkan seluruh warga berpartisipasi pada Program Infaq Sampah.
Program Infaq Sampah ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu mengurangi sampah dan turut serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Maka dari itu, mari berpartisipasi memilah sampah, karena perubahan sekecil apapun akan berdampak besar untuk semua.
Penulis:
Mahasiswa S1 Ekstensi FKM UI 2018 PBL 1&2 Kelompok 3
Ibu Atik Nurwahyuni, SKM, M.KM