Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menegaskan peran strategisnya di kancah global sebagai institusi yang mendorong riset berdampak dan inovatif. Kiprah tersebut salah satunya diwujudkan dalam ajang bergengsi The 8th International Conference on Nutrition, Food, Environmental, and Agricultural Sciences (ICNFEAS-25) yang diselenggarakan secara hybrid di Holiday Inn Istanbul City Hotel, Istanbul, Turki, pada 17–18 Mei 2025. Konferensi digelar oleh GREEN (Global Research, Education, & Event Network) bekerja sama dengan berbagai institusi ilmiah dari Turki dan Hungaria. Acara ini mayoritas diikuti oleh peneliti dan akademisi dari berbagai negara, seperti Turki, Afghanistan, India, Albania, US, UK, Vietnam, Irak, Macedonia, dan Bangladesh.
Ulfi Hida, mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI, mewakili timnya hadir langsung di Istanbul dan mempresentasikan paper berjudul “Unraveling the Attitude of Generation Z Towards Climate Change: A Nationwide Study in Indonesia.” Paper ini merupakan hasil kolaborasi riset yang diketuai oleh Prof. Dr. Dra. Evi Martha, M.Kes., serta supervisor Prof. Dr. Besral, S.K.M., M.Sc., turut terlibat dua alumni FKM UI, Naurah Assyifa Rilfi dan Syifa Aulia Aminuddin. Setelah melalui proses panjang, mulai dari penyusunan paper, seleksi, hingga mendapatkan Letter of Acceptance (LoA), Ulfi berhasil dinobatkan sebagai Juara 1 Best Paper Award untuk kategori Special Topics on Environmental Science.
Mengangkat isu perubahan iklim dari perspektif Generasi Z, riset ini menyoroti kelompok yang lahir antara 1997 hingga 2012 dan kini mencakup lebih dari seperempat populasi Indonesia. “Sikap Gen Z terhadap isu iklim sangat menentukan arah kebijakan lingkungan di masa depan. Maka dari itu, kami ingin mengkaji seberapa kuat kesadaran dan kepedulian mereka terhadap isu ini,” terang Ulfi. Penelitian berskala nasional ini dilakukan di lima kota besar dari lima pulau utama Indonesia, melibatkan 1.126 responden berusia 13–19 tahun.
Hasil studi menunjukkan bahwa sikap positif terhadap perubahan iklim cenderung lebih kuat pada responden yang tinggal di wilayah dengan tingkat pembangunan lebih maju. Faktor-faktor sosial demografis seperti usia, jenis kelamin, jenis sekolah, pendidikan orang tua, dan sumber informasi juga berperan penting dalam membentuk sikap mereka. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan lingkungan yang menekankan aspek emosional, pemanfaatan platform digital sebagai kanal komunikasi iklim yang efektif, serta pelibatan keluarga sebagai aktor utama dalam diskusi iklim sehari-hari.
Ulfi sendiri hadir di Istanbul berkat dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Republik Indonesia (LPDP RI), sebagai bagian dari program bantuan seminar internasional bagi awardee. “Tantangan terbesar pastinya soal pendanaan, dan saya sangat bersyukur kepada LPDP RI yang telah memberikan dukungan sehingga saya bisa membawa hasil riset tim kami ke forum ilmiah internasional,” ujarnya. Dalam forum tersebut, Ulfi juga aktif membangun jejaring dengan akademisi dan dosen dari berbagai negara seperti Afghanistan, Albania, India, Inggris, hingga Vietnam. Ia menilai sesi-sesi informal seperti coffee break dan makan siang justru menjadi ruang yang intim untuk berdiskusi dan berbagi perspektif tentang tantangan perubahan iklim di masing-masing negara.
Sebagai bentuk refleksi atas pengalamannya, Ulfi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses ini, mulai dari tim riset, dosen pembimbing akademik Dien Anshari S.Sos., M.Si., Ph.D., hingga FKM UI. Ia juga membagikan pesan bagi mahasiswa FKM lainnya yang tertarik mendalami riset. “Cobalah semua peluang yang ada. Hubungi dosen, ikut riset, cari mentor yang mau memberi ruang untuk kita belajar. Jangan lelah untuk belajar dan memberikan 100% untuk hal yang sudah kita mulai,” pungkasnya. Selain itu, Ulfi mendorong mahasiswa untuk rajin membaca jurnal, melatih kemampuan menulis paper, dan aktif mengikuti pelatihan ilmiah sebagai modal untuk berkiprah secara global.
Capaian Ulfi tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya dari FKM UI, memiliki kapasitas untuk bersaing di forum internasional. Di tengah kompleksitas tantangan perubahan iklim, suara dan riset generasi muda menjadi komponen penting dalam mendorong transformasi kebijakan yang lebih berkelanjutan. Keikutsertaan Ulfi dalam forum ilmiah seperti ICNFEAS-25 juga membuka ruang dialog yang lebih luas antarnegara, serta memperkuat posisi Indonesia dalam menyuarakan isu lingkungan dari perspektif generasi muda. (DFD)