“Mengapa penting untuk membangun ketahanan bencana? Beberapa alasannya adalah untuk melindungi kehidupan manusia, aset, properti, reputasi, mengurangi kerugian dan dampak bencana bahkan untuk ketahanan bangsa. Karena banyak bangsa yang punah karena bencana,” tutur Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., Guru Besar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kepada peserta Public Health Study Tour (PHST) 2023 pada Rabu, 8 Juli 2023. Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., memberikan materi terkait “Disaster Management in Indonesia” pada salah satu sesi seminar dalam rangkaian kegiatan Public Health Study Tour yang dilaksanakan pada 1 – 8 Juli 2023.
Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Hal ini memberikan tantangan besar kepada Indonesia diantaranya: perlunya kesiapsiagaan bencana yang seragam di masyarakat, identifikasi risiko di semua area, pendanaan bencana yang cukup baik untuk pengelolaan bencana, penghimpunan dana untuk perlindungan publik yang baik, serta peraturan yang memudahkan untuk pelayanan publik.
Dalam manajemen bencana, kekayaan budaya, bahasa, dan cerita rakyat dapat digunakan sebagai media untuk menyebarkan informasi bencana kepada penduduk asli, dan terutama penyandang disabilitas. Kekayaan budaya dan keragaman bahasa di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penanggulangan bencana. Salah satunya adalah dengan cerita rakyat. Cerita rakyat yang terkenal di Indonesia antara lain melalui pertunjukan wayang kulit yang dapat menjadi jembatan untuk menyebarluaskan informasi tentang bencana kepada penduduk asli. Wayang kulit menjadi alat komunikasi bencana yang menjanjikan bagi penduduk asli dan juga mempromosikan adaptasi dan lokalisasi konten bencana.
Lebih lanjut, Prof. Fatma menyampaikan bahwa Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia (DRRC UI) mengembangkan dan menyebarluaskan informasi kebencanaan melalui digital platform termasuk saluran YouTube. Isi kontennya pun sudah dilengkapi dengan bahasa isyarat untuk mengakomodasi penyandang disabilitas dengan gangguan pendengaran. Bahkan isinya telah diartikulasikan ke dalam konteks lokal dengan menyediakan opsi bahasa lokal yang berbeda seperti Bahasa Sunda.
Selain Prof. Fatma, kegiatan PHST mengundang berbagai pembicara sebagai pengajar kuliah yang berasal dari dosen FKM UI dan dosen tamu. Berbagai ahli yang terlibat sebagai narasumber antara lain Prof. Purnawan Junadi; Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.D.M.; Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc.; Dien Anshari, Ph.D.; Dr. Tri Yunis Miko; Ahmad Syafiq, Ph.D.; Agustin Kusumayati, Ph.D.; Prof. Dr. Budi Anna Keliat, M.App.Sc.; dr. Nia Reviani, MAPS.; Dra. Omas Bulan Samosir; Dyandra Parikesit, MD., B.Med.Sc.; Regina Widhiasti dan banyak lagi speaker lainnya.
Topik-topik yang disampaikan dalam kegiatan ini pun beragam seperti Health system in Indonesia, Disaster Management in Indonesia, Non-Communicable Diseases in Indonesia, Tobacco and Youth, Global Warming Effects on Public Health, Reproductive Health and Family Planning Policy, Population Development in Indonesia, Neglected Diseases in Indonesia, DHF and Malaria Prevention, Secondary and Tertiary Care, Stunting Updates: Indonesia Experience, Food Safety Challenges in Indonesia, dan Mental Health in Indonesia.
PHST adalah kegiatan yang dilaksanakan FKM UI bekerjasama dengan Australian Consortium for In Country Indonesian Studies (ACICIS) sejak tahun 2016. ACICIS adalah sebuah konsorsium yang mewadahi berbagai universitas di Australia yang berminat untuk belajar mengenai Indonesia. Salah satu bidang yang dipelajari adalah kesehatan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk short course dan field visit yang diikuti oleh 22 mahasiswa Australia dan didampingi oleh 7 student buddies.
Dampak yang diharapkan dari dilaksanakan kegiatan PHST ini tentunya bisa memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai universitas luar serta meningkatkan rekognisi tentang FKM UI secara global.