Selasa, 10 September 2019, merupakan pelaksanaan hari kedua dari The 3rd Faculty of Public Health UI Science Festival 2019. Salah satu topik yang terdapat pada pelaksanaan oral presentation hari kedua adalah “Nutrition and Food Safety”. Pada pelaksanaan kegiatan ini diikuti oleh sembilan peserta dengan judul studinya masing-masing. Pemaparan dan penilaian hasil studi dilakukan di Ruang G303, Gedung G FKM UI.
Peserta pertama yaitu Ina Poristinawati memaparkan hasil studinya dengan judul “Infant and Young Children Feeding Practice and Child Stunting in Rural Area of Indonesia”. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kejadian stunting pada usia 6-23 bulan di Sasak menjadi suatu tantangan kesehatan masyarakat yang perlu solusi penyelesaian secepatnya. Peserta kedua, Laksmi Trisasmita membawa hasil studi dengan judul “Dietary Diversity Associated with Stunting in Children Aged 6-59 Months in Bogor District, West Java, Indonesia”. Disebutkan dalam hasil studinya bahwa faktor usia, yaitu bagi anak di bawah 2 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk kejadian stunting. Peserta ketiga adalah Asri Utami dengan hasil studi berjudul “The Association Between Knowledge and Practice of Indonesian Balance Diet Guideline Pillar and Other Factors with Nutritional Status of Undergraduate Nutrition Student Faculty of Public Health UI In 2019”. Hasil studinya menunjukkan bahwa 37,1% mahasiswa memiliki kecenderungan kelebihan berat badan dan tidak ada satupun mahasiswa yang memenuhi rekomendasi penyajian makanan dari pedoman diet seimbang yang ada di Indonesia.
Peserta keempat, Fety Fathimah Am, mempresentasikan hasil studi berjudul “Health Behaviours and Wasting Children in Babakan Madang Sub-district, Bogor”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat persentase wasting dan mengetahui hubungan antara perilaku kesehatan dan wasting di Kabupaten Babakan Madang. Selanjutnya, pemaparan kelima merupakan hasil studi dari Kelvin Halim dengan judul “Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting Among Children Aged 6-35 months.” Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keragaman makanan dengan faktor lain dengan prevalensi stunting.
Pemaparan presentasi keenam oleh Semukasa Philimon dengan judul “Soybean in Combating Food Insecurity and Poverty in Northern Uganda.” Hasil studinya ini menyebutkan bahwa kedelai dapat mengurangi food insecurity pada 25 bagian negara di Northern Uganda pada tingkat tertentu. Peserta selanjutnya, Nurina Vidya memaparkan hasil studi “The-High Risk Food and Food Processing and Preparation are More Influential to Escherichia Coli Contamination Than Hygiene Sanitation In Elementary School Snacks.” Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik individu dari penjamah makanan, sanitasi kebersihan penjamah makanan di kantin sekolah dasar, kualitas makanan ringan dengan parameter bakteri (Coliform dan E. coli), dan untuk mengetahui variabel yang berhubungan dengan kontaminasi E. coli pada makanan ringan di kantin..
Peserta berikutnya, Dwinda Listya dengan judul studi “Birth Weight as Dominan Factor Associated with Stunting In Infants Aged 11 Months in Depok, West Java.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia ibu, paritas ibu, panjang lahir dan berat lahir berhubungan dengan stunting. Analisis regresi linier berganda menunjukkan berat lahir sebagai faktor dominan dalam status gizi anak. Peserta terakhir, Ruth Desinta Purnamasari memaparkan judul penelitian “Association Between History of Pulmonary Tuberculosis Disease and Other Factors with The Prevalence of Stunting Amog Children Aged 6-59 Months.” Studi ini menunjukkan bahwa riwayat pada pulmonary TB berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan.
Dipilihnya topik Nutrition and Food Safety pada salah satu sesi oral presentation ini merupakan salah satu cara untuk mendorong mahasiswa melakukan penelitian untuk dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam penyelesaian masalah gizi, pangan dan stunting yang khususnya masih menjadi problem di Indonesia.