Di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu perhatian utama masalah kesehatan masyarakat. Letak dan kondisi geografis serta perubahan iklim Indonesia menyebabkan hamper seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit infeksi virus dengue. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD dapat disebabkan pula oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, kepadatan penduduk dan faktor epidemiologi lainnya.
Pada 27-28 Mei dan 25 Juli 2019 tim pengabdian masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) melakukan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue dan pelatihan siswa pemantau jentik kepada anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Kota Depok. Tim pengmas FKM UI ini diketuai oleh Dr. dra. Dewi Susanna, MS, yang juga merupakan Staf Pengajar di Departemen Kesehatan Lingkungan (KL) FKM UI dan beranggotakan Budi Hartono, Lassie Fitria, Tiara Mairani, Andri Syahputra serta Nadya Hasna.
Penyebaran penyakit DBD di Kota Depok ini merata di setiap kecamatan, mulai dari kecamatan Pancoran Mas, Beji, Tapos. Namun, kasus penyakit DBD yang paling sering ditemukan berada di kecamatan Sukmajaya. Hal inilah yang mendasari pemilihan sampel sekolah yang mewakili yaitu SDN 11 Mekarjaya dan SDN 05 Sukmajaya di Kecamatan Sukmajaya dengan peserta sebanyak 78 orang. Siswa-siswi tersebut akan dilatih menjadi Siswa Pemantau Jentik (SISMANTIK) yang didampingi oleh fasilitator dan kader serta guru di sekolah.
Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Budi Hartono, S.Si, MKM, sebagai tim pengmas yang juga merupakan Staf Pengajar dari Departemen KL FKM UI sekaligus pemateri terkait pencegahan DBD dan praktik siswa pemantau jentik (SISMANTIK). Budi Hartono menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta siswa sebagai SISMANTIK untuk langkah awal pencegahan terjadinya DBD. Selain Dr. Budi Hartono, hadir pula Bapak Supriyadi dari Kementerian Kesehatan yang memberikan materi terkait penyakit DBD (penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan dan pencegahan) serta program terkait yaitu SISMANTIK. Fasilitator (pendamping siswa) dari kegiatan ini adalah mahasiswa FKM UI.
Adanya pemberdayaan siswa pemantau jentik sekolah dasar ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kasus DBD di Kota Depok. Dengan komitmen bersama para stakeholder, peran serta Dinas Kesehatan dan Kecamatan Sukmajaya diharapkan program ini dapat berlangsung secara berkelanjutan sehingga kasus atau insiden DBD menurun terutama di Kecamatan Sukmajaya, Depok.