Ditetapkan pada tahun 2019 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Labuan Bajo Flores adalah Destinasi wisata yang meliputi 11 kabupaten dan Kawasan Cagar Biosfer Komodo serta wilayah otorita seluas 400 hektar. Sebagai suatu kawasan pariwisata terpadu yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang masuk ke dalam Program Proyek Strategis Nasional yaitu Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, menjadikan perlunya pembenahan pada beberapa sektor di Labuan Bajo agar memenuhi standar DPSP. Hal ini dilakukan agar mampu menunjang wisatawan dalam menikmati potensi alam dan budaya yang dimiliki secara maksimal. Salah satu bidang yang seringkali luput dari perhatian pengelola maupun pengunjung adalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di destinasi wisata.
Aspek keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kebutuhan dan prioritas yang tujuan utamanya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para wisatawan selama beraktivitas di Desa Wisata. Menaruh perhatian lebih pada aspek K3 juga dapat membentuk citra positif bahwa destinasi wisata tersebut aman untuk dikunjungi. Salah satu cara untuk membentuk safety culture di destinasi wisata adalah dengan meningkatkan kompetensi pelaku usaha hunian pariwisata dan penjamah makanan.
“Selama ini, orang-orang beranggapan bahwa aktivitas wisata tak lebih dari kegiatan senang-senang dan rekreasi. Padahal berbagai kegiatan dan aktivitas wisata tidak terlepas dari berbagai macam bahaya dan risiko K3 seperti terjatuh, terpeleset, kebakaran, bencana, kecelakaan, keracunan, dan penyakit bawaan makanan yang dapat menyebabkan pekerja wisata maupun wisatawan sakit maupun cedera ringan hingga berat,” tutur Robiana Modjo, Dosen Departemen K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).
Bersama Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI, Tim Pengabdian Masyarakat FKM UI yang diketuai oleh Robiana Modjo dengan beranggotakan Fatma Lestari, Annisa Tria, dan Hadiq Nur melakukan kegiatan Pembinaan Aspek K3 dan Higiene serta Sanitasi Makanan di Desa Wisata Labuan Bajo pada 8 Oktober 2022. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah edukasi dengan metode focus group discussion dan pemberian buku saku yang dibuat oleh Tim Pengabdian Masyarakat FKM UI. Peserta kegiatan ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari pengelola Sarana Hunian Wisata (Sarhunta), pengelola Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan juga pengelola Tempat Pengelola Pangan (TPP) dari berbagai wilayah di sekitar Kawasan Wisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Universitas Indonesia, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, dan Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat.
Lidwina Tridia, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat mengutarakan bahwa Dinkes merasa terbantu dengan terselenggaranya acara ini. “Kami dari Dinas Kesehatan mengucapkan terima kasih sudah menyelenggarakan kegiatan bersama pengusaha homestay, PIRT, dan TPP. Kami berharap kita dapat bekerja sama lagi, khususnya di tahun depan. Dari kegiatan ini, ada banyak informasi dan ilmu yang betul-betul bermanfaat bagi kami,” ungkap Lidwina.
Diwujudkannya Desa Wisata Labuan Bajo yang sehat dan selamat bagi pekerja maupun wisatawan, diharapkan dapat menjadi salah satu nilai tambah yang menjadi daya tarik wisata. Prof. Fatma Lestari, Pakar Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI, juga berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para pengelola destinasi dan Desa Wisata, dalam mewujudkan pariwisata berkelas dunia.