Rabu 5 September 2018, di Balai Sidang Kampus UI Depok berlangsung pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof. dr. Meiwita Paulina Budiharsana, MPA, Ph.D bersama dengan pengukuhan Guru Besar Tetap Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir. Sunaryo.
Acara pengukuhan dipimpin oleh wakil ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Prof. dr. Budi Sampurna, SH, SpF (K) serta dihadiri para guru besar, para dekan fakultas serta tamu undangan. Upaca pengukuhan ditandai dengan pidato berjudul “Pencegahan: Investasi Terbaik Kesehatan Perempuan”. Atas pengukuhan ini Meiwita berhak menyandang gelar Guru Besar Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam bidang ilmu Bistatistika dan Kependudukan dan tercatat sebagai Guru Besar ke 34 yang dimiliki FKM UI dan Guru Besar ke 6 yang dikukuhkan UI di tahun 2018.
Pada pidato pengukuhannnya Prof. Meiwita menyebutkan pendekatan mencegah lebih baik daripada mengobati merupakan moto utama Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sedangkan kematian ibu terkait kehamilan adalah masalah Kesehatan Masyarakat. Dalam konteks kesehatan perempuan, upaya pencegahan dan promotif sudah harus dimulai jauh sebelum seseorang perempuan terpapar dengan kehamilan. Semua perempuan usia produktif memiliki hak untuk mengetahui bagaimana mempersiapkan diri memasuki usia reproduksi.
Upaya pencegahan seharusnya dilaksanakan sebagai investasi untuk perempuan dan dilakukan jauh sebelum perempuan mengalami derita sakit atau kematian karena proses reproduksi. Saat ini, keadaan justru terbalik, pemerintah mengharapkan sukses penurunan AKI dari upaya kuratif yang sudah 30 tahun tidak menunjukkan ukuran sukses yang nyata. Jika segala investasi besar ke upaya pengobatan kuratif selama 30 tahun ini diinvestasikan ke upaya pencegahan dan promotif berkualitas dengan jumlah dana yang sama, Prof. Meiwita yakin hasilnya akan berbeda. Bukan hanya penurunan AKI tetapi juga perubahan sikap dan perilaku perempuan. Dan jika perempuan bertambah cerdas, maka akan terlihat dampak yang lebih permanen pada keluarga dan masyarakat untuk diturunkan ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, kesejahteraan dan kesehatan perempuan merupakan cermin (indikator) kesejahteraan negara.