Posbindu Griseta FKM UI Segarkan Kembali Pengetahuan Higiene dan Sanitasi Makanan Kepada Keluarga Besar FKM UI

Jumat, 6 September 2024, digedung A FKM UI, kembali digelar Posbindu Griseta (Griya Sehat Kita) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan RS Mitra Keluarga Depok. Kerja sama dengan RS Mitra Keluarga dilaksanakan dalam pemeriksaan kesehatan yaitu pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Posbindu didahului Health Talk yang disampaikan oleh Fitri Kurniasari, S.K.M., M.K.K.K., Ph.D., Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI dengan tajuk “Higiene dan Sanitasi Makanan”. Posbindu Griseta FKM UI adalah program pemeriksaan kesehatan rutin sebagai upaya membangun kesadaran dan pencegahan penyakit pada sivitas akademika dan keluarga besar FKM UI.

Berbicara tentang higiene dan sanitasi makanan, keterkaitannya tidak luput dengan penularan penyakit yang dapat mengancam kesehatan. Disampaikan oleh Dr. Fitri Kurniasari, higiene merupakan upaya perseorangan dalam menjaga kebersihan, sedangkan sanitasi merupakan usaha ataupun upaya untuk menjaga lingkungan sekitar. Adanya beberapa jenis kontaminan pada makanan menjadi cikal bakal terjadinya foodborne disease (penyakit bawaan makanan) yang mengancam kesehatan. Kontaminan tersebut terbagi menjadi tiga berdasarkan jenisnya, yakni biologi (bakteri, virus, protozoa), kimia (logam berat dan zat pewarna makanan), serta fisik (rambut, kuku, dan bagian tubuh hama).

Penyakit bawaan makanan (foodborne disease) merupakan gangguan kesehatan/sakit yang diakibatkan oleh konsumsi pangan yang telah terkontaminasi. Gangguan tersebut dapat muncul dengan adanya diare yang disebabkan oleh bakteri e. coli dan shigella, kolera oleh bakteri vibrio cholerae, tifus oleh bakteri salmonella typhi, hepatitis A oleh virus hepatitis A, dan mikotoksin oleh beberapa jenis jamur/kapang.

“Masalahnya, di Jabodetabek saat ini, antara sumur dan septic tank yang dimiliki warga memiliki jarak yang sangat dekat sehingga menyebabkan terjadinya inklusi, yakni terjadinya pengkontaminasian pada sumur oleh septic tank,” tutur Dr. Fitri Kurniasari menjelaskan fenomena yang terjadi saat ini.

“Untuk itu, ada hal-hal yang harus kita perhatikan dan kita lakukan dalam mencegah terjadinya semakin merebaknya pengkontaminasian, yakni dimulai dari penjamah makanan atau orang yang memasak dan memakan, fasilitas dan peralatan makanan, pengolahan makanan, serta bagaimana cara kita mengolah makanan tersebut,“ tambah Dr. Fitri.

Upaya dari penjamah makanan/orang yang memasak/makan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tangan, kebersihan kuku, tidak menggunakan perhiasan, kebersihan pakaian, tidak merokok, tidak mengurai rambut, serta menutup luka terbuka. Pada fasilitas dan peralatan makanan dapat dilakukan dengan peralatan makanan yang harus bersih dan tidak terbuat dari bahan kimia berbahaya, kemudian peralatan makanan tersimpan pada tempat yang tertutup, terhindar dari jamahan, serangga, dan tikus, serta wadah penyimpanan makanan matang dan mentah yang harus terpisahkan.

Begitu pula pada pengolahan makanan, upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan pemilahan pada bahan makanan yang baik serta penyimpanan bahan makanan dan penyajian makanan yang terhindar dari kontaminan. (ITM)