Depok, 16 Juli 2025 — Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat bidang literatur ilmiah di bidang kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan Public Health Colloquium 2025: Public Expose Jurnal JKN. Berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan, kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi para akademisi dan peneliti untuk berkontribusi langsung terhadap penguatan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berbasis riset ilmiah.
Mengusung tema seputar sistem jaminan kesehatan nasional dan isu-isu kesehatan masyarakat terkini, sebanyak 46 naskah ilmiah berhasil dijaring dari para peneliti di berbagai daerah Indonesia. Setelah proses seleksi ketat, terpilih 23 manuskrip terbaik yang diundang hadir ke Ruang Promosi Doktor, Gedung G FKM UI, untuk mendapatkan pembinaan langsung dari para pakar, serta berkesempatan dipublikasikan di jurnal bereputasi nasional dan internasional, yakni Jurnal JKN (SINTA-4, DOAJ) dan Jurnal Kesmas (Scopus, SINTA-1).
Kegiatan resmi dibuka oleh Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S., D.Sc., Dekan FKM UI. Dalam sambutannya, Prof. Mondastri menyampaikan apresiasi atas kerja sama strategis yang terjalin antara FKM UI, BPJS Kesehatan, dan dua jurnal ilmiah nasional. “Kami sangat berterima kasih kepada Prof. Dewi selaku Editor in Chief Jurnal Kesmas, dan Ibu Lisa dari BPJS Kesehatan yang telah bersama-sama menginisiasi kegiatan ini. Public Health Colloquium merupakan agenda rutin FKM UI, namun tahun ini terasa istimewa karena adanya kolaborasi dengan BPJS dan jurnal JKN,” ungkap Prof. Mondastri.
Prof. Mondastri juga menekankan pentingnya keberlanjutan kerja sama semacam ini untuk menjangkau lebih banyak komunitas akademik dari seluruh Indonesia, mulai dari Malang, Banyuwangi, Samarinda, hingga Bandar Lampung. “Kolaborasi jurnal ini sangat strategis. Perjuangan untuk meningkatkan akreditasi jurnal sama beratnya dengan mempertahankan kualitasnya. Karena itu, sinergi ini penting untuk memperkaya khazanah keilmuan dan memperluas pengaruh hasil riset terhadap kebijakan,” lanjutnya. Prof. Mondastri berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada seleksi dan coaching naskah, tetapi berlanjut menjadi langkah awal bagi kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan dalam memperkuat atmosfer akademik di Indonesia, khususnya dalam bidang riset dan publikasi ilmiah.
Dalam kesempatan yang sama, Lisa Nurena, S.E., CHIA, Head of BPJS Kesehatan Corporate University dan Editor in Chief Jurnal JKN, juga menyampaikan sambutannya. Ia menyoroti pentingnya inovasi ilmiah dalam menjawab tantangan kesehatan yang semakin kompleks dan dinamis. “BPJS Kesehatan dituntut tidak hanya menciptakan layanan yang efektif dan efisien, tetapi juga harus berbasis pada data dan bukti ilmiah yang kuat,” ujar Lisa. Ia menegaskan bahwa bukti ilmiah sangat penting dalam proses evaluasi program, memantau tren pelayanan kesehatan, hingga mengidentifikasi celah dalam sistem. Karena itu, sinergi dengan akademisi dan peneliti menjadi krusial dalam menciptakan ekosistem riset yang produktif dan berkontribusi nyata terhadap kebijakan.
“Kerja sama ini memperlihatkan keterbukaan BPJS terhadap dunia akademik. Ini menjadi langkah penting untuk membangun akuntabilitas publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap JKN,” tambah Lisa. Sejak mulai terbit pada tahun 2021, Jurnal JKN telah memublikasikan 78 artikel ilmiah dan kini terakreditasi SINTA-4. Lisa menyatakan harapannya agar ke depan jurnal ini mampu menembus indeksasi internasional. “Kami berharap Public Health Colloquium 2025 dapat menjadi ruang reflektif dan memperteguh komitmen bersama dalam mewujudkan sistem kesehatan yang berkeadilan,” tutupnya.
Semangat kolaborasi akademik juga ditegaskan oleh Prof. Dr. Dra. Dewi Susanna, M.S., Editor in Chief Jurnal Kesmas. “Kolaborasi ini sangat penting karena tidak hanya sebatas forum ilmiah, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat, khususnya jaminan kesehatan sosial,” ungkapnya. Ia juga menyoroti perjalanan Jurnal Kesmas yang telah terindeks Scopus sejak 2016 dan terus berupaya menjaga standar kualitas internasional. Menurutnya, kehadiran fasilitator berpengalaman dan peserta terpilih akan memberikan dampak besar bagi kualitas publikasi. “Dengan adanya 23 naskah terbaik hari ini, saya yakin kita dapat menghasilkan kontribusi ilmiah yang kuat dan berdampak,” pungkas Prof. Dewi.
Sebagai bagian inti dari kegiatan, 23 peserta terpilih mengikuti coaching session intensif yang terbagi ke dalam 8 kelompok, masing-masing didampingi oleh fasilitator berpengalaman di bidang kesehatan masyarakat dan penulisan ilmiah. Fasilitator tersebut antara lain Prof. Dr. Dra. Dewi Susanna, M.S. dan Lisa Nurena, S.E., CHIA.; Rizka Maulida, S.K.M., M.HSc., Ph.D.; Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, M.A.R.S.; Prof. Dr. drs. Tris Eryando, M.A.; Prof. dr. Hadi Pratomo, M.P.H., Dr.PH.; Dr. Pujiyanto, S.K.M., M.Kes.; Dr.rer.medic. drg. Dwi Gayatri, M.P.H.; serta Dr. Puput Oktamianti, S.K.M., M.M.
Dalam sesi ini, peserta mendapatkan bimbingan langsung dalam memperbaiki struktur, metodologi, dan kontribusi ilmiah dari naskah yang telah dikirimkan, sekaligus dipersiapkan untuk memenuhi kriteria publikasi jurnal. Sebagai bagian akhir dari rangkaian, FKM UI menggelar Seminar Nasional Kesehatan 2025 pada 17 Juli 2025 bertempat di Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia. Seminar ini menjadi wadah penting untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset terkini serta mempertemukan akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan dalam merumuskan arah pembangunan kesehatan yang lebih adil dan berbasis bukti.
Public Health Colloquium 2025 bukan sekadar forum ilmiah, melainkan sebuah gerakan bersama untuk menjembatani dunia akademis dan dunia kebijakan. Di tengah kompleksitas sistem kesehatan nasional, kegiatan ini menjadi bukti bahwa riset dan tulisan ilmiah memiliki kekuatan besar untuk menggerakkan perubahan. Melalui kolaborasi yang erat antara universitas, lembaga pemerintah, dan media ilmiah, FKM UI dan BPJS Kesehatan tengah menanam benih transformasi menuju ekosistem kesehatan yang lebih transparan, berkeadilan, dan berkelanjutan. (DFD)