Seminar Gizi dan Kesehatan: ASI dan MPASI dalam Konteks Evidens di Indonesia

Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan Seminar Gizi dan Kesehatan bertema “ASI dan MPASI: dalam Konteks Evidens di Indonesia”. Seminar ini bertempat di Aula A FKM UI, Kampus UI, Depok pada Sabtu, 22 Februari 2020. Disambut oleh PJ Dekan FKM UI, Dr. Sabarinah M.Sc., acara ini turut dihadiri oleh Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Rr. Dhian Probhoekti, S.KM, MA., yang memberikan Keynote Speech terkait kondisi pemberian ASI dan MPASI pada masyarakat Indonesia. Peserta seminar terdiri dari 180 orang yang meliputi mahasiswa dari berbagai universitas dan praktisi dari berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta.

Sesi pertama merupakan pembahasan rekomendasi ASI dan MPASI versi WHO/Unicef dan versi IDAI yang dimoderatori oleh Ir. Ahmad Syafiq M.Sc, Ph.D. Rekomendasi versi WHO/Unicef disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Endang L. Achadi, MPH, Guru Besar FKM UI. Pada paparannya Prof. Endang  menyampaikan tentang celah pada kondisi Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) di Indonesia dengan kebijakan PMBA yang diatur oleh WHO dan UNICEF dalam Infant and Young Child Feeding Indicators. Prof. Endang memberikan rekomendasi kepada tenaga kesehatan agar memahami secara menyeluruh mengenai konsep ASI dan MPASI sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap pula kepada ibu agar dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak.

Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Syarif, Sp.A (K) sebagai pembicara kedua memberikan paparannya terkait rekomendasi ASI dan MPASI versi IDAI. Beliau menyampaikan dampak malnutrisi di usia 1000 Hari Pertama Kehidupan pada kecerdasan anak dan tumbuh kembangnya, bagaimana mengenali kebutuhan gizi pada bayi dan anak, kapan pemberian ASI dan MPASI dapat dilakukan, hasil berbagai penelitian terkait pemberian makan pada bayi/anak, dan lain sebagainya.

Seminar dilanjutkan dengan sesi kedua yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc dan diisi oleh empat orang pembicara. Pembicara pertama pada sesi ini adalah Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH dengan materi tentang “Meninjau Status dan Konsumsi Gizi Ibu Laktasi”. Beliau memaparkan berbagai hasil penelitian yang menunjukkan permasalahan gizi ibu menyusui terutama anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK), hasil survei konsumsi terkait asupan makanan dibandingkan dengan celah kebutuhan nutrisi yang seharusnya dipenuhi, dan pengaruh ASI eksklusif pada pertumbuhan bayi. Pembicara merekomendasikan kepada pemerintah untuk lebih memerhatikan status gizi ibu hamil dan menyusui yang kondisinya masih memiliki masalah serius. Rekomendasi kepada masyarakat juga disampaikan oleh Prof. Fika diantaranya  agar masyarakat berusaha memberikan ASI eksklusif pada anak dengan tetap memerhatikan asupan gizi ibu, dan selalu memantau pertumbuhan anak agar sesuai dengan yang seharusnya.

Pembicara kedua yaitu Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph.D memberikan pemaparan hasil studi prospektif beliau tentang “Infant Feeding and Child Health” yang dilakukan di Indramayu, Jawa Barat. Hasil studi tersebut mengangkat beberapa poin temuan terkait growth faltering atau pertumbuhan yang menurun, pemberian MPASI dini, penundaan inisiasi pemberian ASI, pembuangan kolostrum dan pemberian makan prelakteal, juga pada bayi yang tidak diberikan ASI sama sekali.

Ir. Ahmad Syafiq, Ph.D memaparkan materi “Meninjau 1000 HPK: ASI Eksklusif dan Stunting” dengan menunjukkan berbagai studi terkait topik tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting memiliki kecenderungan hubungan yang negatif, namun pemberian ASI eksklusif tetap memiliki manfaat yang besar dan menurunkan risiko penyakit infeksi serta kematian bayi.

Pembicara terakhir Indri Hapsari, S.KM, M.KKK, Ph.D, memberikan pemaparannya terkait “Meninjau Regulasi ASI Eksklusif Ibu Bekerja”. Beliau menjelaskan beberapa hasil studi terkait ibu hamil dan menyusui yang bekerja, hak yang dimiliki oleh ibu hamil dan ibu menyusui yang bekerja agar tetap bisa memberikan makanan terbaik kepada anaknya yang diatur dalam UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain itu, Doktor Indri juga memberikan tips untuk ibu menyusui agar dapat tetap memberikan ASI selama bekerja.

Kegiatan seminar dilengkapi dengan tanya jawab di akhir masing-masing sesi. Peserta antusias mendiskusikan berbagai isu gizi dan kesehatan kepada para pembicara. (SAL)