Sabtu, 30 September 2023, mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan Seminar K3 Nasional secara daring dengan tema “Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Medukung Ketercapaian Environmental, Social, dan Governance (ESG) di Berbagai Sektor Usaha”. Seminar K3 Nasional ini merupakan penutup dari rangkaian kegiatan Occupational Health and Safety (OHS) Expo. Sebelumnya, OHS Expo 14 sudah berhasil menyelenggarakan OHS Competition dan OHS Training.
Seminar I dan Guru Besar K3 FKM UI, sebagai keynote speaker pertama. Prof. Fatma berbicara mengenai “Peran dan Hubungan ESG dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. ESG menggunakan faktor lingkungan dan tata kelola untuk mengevaluasi perusahaan dan negara terkait seberapa jauh kemajuan mereka dengan keberlanjutan.”Pada praktiknya, ESG mendukung tercapainya 17 indikator sustainable development goals (SDGs). Terdapat tiga pilar pada ESG, yaitu environmental, social, dan governance. Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki peran penting dalam pilar social, khususnya pada kriteria safety and health,” tutur Prof. Fatma.
Keynote speaker kedua, Drs. Muhammad Idham, M.K.K.K., Direktur Bina Pengujian K3 Kementerian Ketenagakerjaan RI, memaparkan mengenai “Penerapan K3 dalam Mendukung Keberhasilan ESG di Indonesia”. Pada tahun 2023, tercatat 146,62 juta penduduk Indonesia termasuk dalam angkatan kerja. Besarnya angka angkatan kerja membuat K3 menjadi sangat penting untuk diterapkan oleh setiap perusahaan. K3 diterapkan dengan alasan hak azasi manusia serta alasan ekonomi untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Dengan menerapkan prinsip K3, harapannya akan terwujud lingkungan perusahaan yang aman, sehat, bebas pencemaran, serta nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan secara berkelanjutan.”Terdapat prinsip manajemen K3 yang mengintegrasikan prinsip-prinsip K3 ke dalam operasi perusahaan, termasuk prinsip ESG. ESG hadir untuk mendukung perusahaan agar tetap menyeimbangkan bisnis yang sehat dalam jangka panjang,” terang Drs. Idham.
Lebih lanjut, Seminar K3 Nasional juga menghadirkan tiga pembicara dari tiga sektor berbeda, yaitu Sr. Officer II Safety and Environment Head Office PT Pertamina (Persero), Usep Sutisna, S.K.M.; Kepala Teknik Tambang PT Vale Indonesia, Budiawansyah, S.T., M.K.K.K.; serta Safety Senior Assessor PT Astra Honda Motor, Bayu Erlangga Pramunditta, S.T. Ketiga pembicara tersebut memaparkan mengenai “Implementasi K3 dalam Mendukung ESG pada Sektor Migas, Tambang, dan Manufaktur”.
Pada dasarnya, ESG menggunakan pendekatan berbasis risiko sehingga implementasinya dapat berbeda di tiap sektor. Pada sektor migas, PT Pertamina (Persero) sudah berkomitmen untuk merehabilitasi lahan yang dekat dengan site Pertamina untuk memperbaiki ekosistem serta menerapkan standar keselamatan dan kesehatan tertinggi untuk menjaga para pekerja, konsumen, serta masyarakat. PT Vale sebagai sektor tambang mengukur keberhasilan atas dasar people, planet, dan profit. PT Vale menerapkan praktik pertambangan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek sebelum, saat, dan sesudah penambangan. Hal ini mencakup proses mulai dari pembersihan lahan, pengupasan, penambangan bijih, hingga converter dan pengemasan. Sedangkan PT Astra Honda Motor sebagai sektor manufaktur mendukung ESG dengan menerapkan Sistem Manajemen K3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, ISO 45001:2018, dan ketentuan Astra Green Company. Terdapat juga 10 Golden Rules PT Astra Honda Motor yang harus dipatuhi yang di dalamnya mencakup aturan mengenai implementasi K3.
Implementasi K3 dalam mendukung ESG di tiap sektor harus diperkuat dengan komitmen pimpinan untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Dibutuhkan pula internalisasi prinsip K3 dan ESG pada setiap pekerja agar perusahaan mampu menerapkan praktik kerja yang berkelanjutan. (WR)