Sabtu, 21 September 2019, telah dilaksanakan Seminar Kesehatan Nasional Evergreen 2019 dengan tema “Aquatic Life and Its Sustainability on The Health of Ecosystem and Human Beings”. Berlokasi di Auditorium Vokasi, Universitas Indonesia, Kampus Depok, acara ini dibuka dengan Keynote Speeches oleh Dr. Maman Hermawan, M. Sc (Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI) dan dr. Imran Agus Nurali, Sp. KO (Direktur Kesehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI). Kegiatan seminar ini diselenggarakan oleh Lembaga Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan/Environmental Health Student Association (Envihsa) FKM UI.
Selain untuk mengembangkan kompetensi akademisi dan praktisi, Seminar Kesehatan Nasional juga bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat mengenai isu kesehatan lingkungan khususnya tentang kehidupan perairan seperti kontaminasi air oleh sampah/limbah yang semakin hari semakin parah.
Sesi pertama seminar ini mengangkat sub tema kehidupan laut dan keberlanjutannya bagi kesehatan ekosistem. Sesi ini diisi dengan pemaparan oleh Dyah Prabaningrum (Direktorat Pengamanan Limbah dan Radiasi, Kementerian Kesehatan RI) yang menjelaskan permasalahan pencemaran perairan seperti mikroplastik dan tumpahan minyak. Mikroplastik merupakan hancuran kecil dari plastik dengan ukuran <5mm yang dapat menyerap kontaminan/toksin di lingkungan, tersebar di lautan, dapat masuk ke tubuh hewan laut, terjadi bioakumulasi, dan pada akhirnya masuk ke rantai makanan.
Muhammad Yusuf, S. Hut, M. Si (Direktur Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia) masih pada sesi pertama, menyampaikan permasalahan kelautan dari perubahan iklim, degradasi lingkungan, abrasi pantai, timbunan sampah plastik, dan pemancingan ilegal. Data bank dunia menunjukkan bahwa 80% sampah yang ada di laut berasal dari darat, dimana hal tersebut berawal dari kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah, salah satunya dengan mengelola sampah organik/makanan di rumah untuk dijadikan pupuk bagi tanah.
Sesi kedua mengangkat sub tema mengenai kehidupan laut dan keberlanjutannya pada kesehatan manusia. Sesi ini diisi oleh dua narasumber yaitu Annisa Dian Ndari (Ocean Campaign Assistant Greenpeace Indonesia) dan Ratu Vashti (Miss Earth Indonesia 2018 dan Miss Eco Indonesia 2019). Annisa memaparkan tiga ancaman utama pada lingkungan laut yaitu polusi, exploitative fisheries, dan perubahan iklim. Polusi baik dari tumpahan minyak atau timbunan plastik sangat mengancam kehidupan di laut karena akan menyebabkan gangguan pencernaan hewan laut hingga pada kematian. Maka dari itu, masyarakat perlu mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ratu Vashti mengampanyekan tiga langkah yang dapat kita lakukan yaitu find it, live it, share it yang berarti masyarakat perlu mencari tahu tentang energi terbarukan atau sumber daya yang dapat kita manfaatkan agar dapat mengurangi polusi lingkungan. Selain itu, Ratu Vasthi menganjurkan masyarakat untuk menerapkan eco friendly lifestyle pada kehidupan sehari-hari, dan tidak lupa untuk mengampanyekan apa yang telah dilakukan agar kesadaran publik dapat terbangun dan tergerakkan untuk melakukan hal yang sama.
Pada akhir seminar, moderator menyimpulkan bahwa peyelesaian masalah lingkungan tidak dapat dituntaskan hanya dengan diri sendiri, meskipun memang dimulai dari diri sendiri. Namun juga diperlukan adanya sinergi gerakan yang masif antara masyarakat, pemerintah, dan swasta.