Sabtu, 17 Juni 2023 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia kembali mengadakan Seminar Online dengan judul “Kolaborasi Industri dan Masyarakat Menuju Indonesia Tangguh Bencana”. Ketangguhan dalam menghadapi bencana merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, mengingat potensi bencana di negara ini sangatlah besar. Melalui sambutannya, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FKM UI, menyampaikan bahwa kolaborasi antara industri dan masyarakat merupakan hal yang penting untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi bencana.
Pada pemaparan dengan judul “Memanfaatkan Pengetahuan Lokal dan Ilmu Pengetahuan dalam Manajemen Bencana: Integrasi dan Kolaborasi” yang disampaikan oleh Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D., Head of Disaster Risk and Reduction Center UI sekaligus dosen Departemen K3 FKM UI, disebutkan bahwa ketangguhan menghadapi bencana sangat penting untuk dibangun karena berkaitan dengan nyawa manusia dan kondisi sosial ekonomi suatu negara. Namun, saat ini Indonesia masih menghadapi banyak tantangan untuk membangun ketangguhan tersebut. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat akan bencana belum merata serta masyarakat belum sepenuhnya memahami risiko bencana di daerah masing-masing.
“Oleh karena itu, kita dapat menggunakan budaya dan kearifan lokal sebagai media untuk mengomunikasikan bencana agar lebih mudah dipahami masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat Aceh menggunakan kata ‘smong’ sebagai kode adanya tsunami. Bahasa tersebut lebih mudah dipahami oleh masyarakat dibandingkan istilah-istilah seperti bencana, tsunami, dan lain-lain,” tutur Prof. Fatma. Contoh kearifan lokal lain yang dapat membangun ketangguhan bencana adalah Rumah Adat Gumantar di Lombok yang tidak roboh ketika diguncang gempa bumi. ”Resiliensi itu bersifat lokal. Dengan menggunakan budaya dan kearifan lokal, masyarakat dapat lebih mudah membangun ketangguhan bencana di daerahnya masing-masing”, tambah Prof. Fatma.
Komunitas tangguh bencana adalah kemampuan komunitas untuk mengantisipasi, mengurangi dampak, mengatasi, serta pulih dari dampak ketika menghadapi bencana atau krisis. Hal tersebut disampaikan oleh Rafiq Anshori, Plt. Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI). Dalam pemaparannya, Rafiq mengangkat tema “Penguatan Komunitas dan Partisipasi Masyarakat dalam Manajemen Bencana”. Untuk membentuk masyarakat yang kuat dan tangguh, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Beberapa di antaranya adalah masyarakat mengetahui dan dapat mengelola risiko bencana, berada dalam kondisi sehat, serta dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dalam konteks hunian, makanan, air, dan sanitasi.
“PMI memiliki beberapa pendekatan untuk bisa membangun masyarakat yang kuat dan tangguh. Pertama, masyarakat harus well informed dan tahu cara melakukan mitigasi bencana di wilayahnya. Selanjutnya, masyarakat juga harus mengerti bahwa segala upaya yang kita lakukan didasarkan pada kebutuhan masyarakat itu sendiri,” terang Rafiq. Selain kedua hal tersebut, terdapat tiga pendekatan lainnya, yaitu pendekatan holistik yang berdasar pada sistem, pendekatan yang berfokus pada orang dan menjunjung inklusifitas, serta membangun cerdas iklim dan lingkungan berkelanjutan.
Selain kedua pembicara tersebut, hadir pula dua pembicara lainnya yaitu Dr. Ir. Eman Widijanto, S.T., MASc., IPU., Vice President of Mining Safety Division PT Freeport Indonesia dan Dr. Ir. Agus Wibowo, M.Sc., Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB.
Seminar yang diselenggarakan oleh program studi Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini berhasil meraih antusiasme yang besar dengan jumlah pendaftar seminar mencapai 3400 orang. Ke depannya, FKM UI akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. (WR)