Seminar Online FKM UI Bahas Sinergi Menuju Indonesia Bebas TBC

Sabtu, 18 November 2023, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melalui mahasiswa Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menyelenggarakan seminar online seri ke-10 dengan mengusung tema “Sinergi Menuju Indonesia Bebas TBC.” Seminar online kali ini dihadiri oleh peserta dari beragai kalangan mulai dari mahasiswa sampai praktisi profesional.

Tujuan dan sasaran penanggulangan TBC di tempat kerja menurut Permenkes Nomor 13 tahun 2022 yakni memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dalam mencegah dan mengendalikan timbulnya TBC di tempat kerja serta mendukung program penanggulangan TBC nasional yakni mengeliminasi TBC pada tahun 2030 dan Indonesia bebas TBC tahun 2050. Adapun kewajiban perusahaan yakni menyusun kebijakan penanggulangan TBC di tempat kerja, melakukan sosialisasi, penyebaran informasi, edukasi TBC di tempat kerja, serta melakukan penemuan kasus sekaligus penanganan kasus TBC dan pemulihan kesehatan pekerja. “Untuk melakukan penyusunan kebijakan penanggulangan TBC di tempat kerja, diperlukan komitmen yang dimunculkan dalam program kerja, dan yang terpenting adalah penghapusan stigma dan diskriminasi,” ujar Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, Drs. Muhammad Idham., M.K.K.K., dalam sambutan sekaligus keynote speech pada seminar ini.

Pada sesi selanjutnya, Prof. dr. Adang Bachtiar, M.P.H., D.Sc., Dosen FKM UI dan Ketua Technical Working Group (TWG) TB-CCM Indonesia; Dr. Alexander K. Ginting S., Sp.P(K), FCCP., Tim Dokter Kepresidenan RI, Konsultan Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi; serta Sudarmadi Widodo, Director of HRD & Corporate Communication Otsuka Group Indonesia memberikan materi dalam seminar ini. Prof. Adang menyampaikan mengenai bahaya TBC dan pencegahannya. Saat ini, Indonesia juga menempati angka tertinggi kedua di dunia dengan kasus TBC mencapai 969 ribu kasus, dengan tempat kerja merupakan tempat yang paling berisiko tinggi untuk menularkan TBC. “Pencapaian target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 dioptimalisasi dengan pemodelan epidemiologi, pemberian TPT merupakan prasyarat mencapai eliminasi TBC tahun 2030 selain intervensi skrining pada populasi berisiko dan diagnosis bakteriologis,” ujar Prof. Adang. Berdasarkan global TB Report 2022, insiden TBC di Indonesia sebesar 354/100.000 penduduk, dan diperirakan sebanyak 969.000 penduduk menderita TBC.

Lebih lanjut, Dr. Alexander K. Ginting S., Sp.P(K), FCCP., menyampaikan mengenai upaya mencegah dan mewaspadai penularan TBC di tempat kerja. Penanggulangan tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat TBC, dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat penyakit TBC. “Upaya pencegahan ini tidak hanya melibatkan instansi pemerintah saja tetapi juga bagaimana regulasi bisa mengaturnya. Penanggulangan TBC itu banyak melibatkan berbagai persoalan yang ada, termasuk soal gizi masyarakat, perekonomian masyarakat, kemiskinan, serta pengeluaran dan ketersediaan obat,” ujar Dr. Alex. Disampaikan juga bahwa pekerja dengan TB MDR tidak diperbolehkan untuk kembali bekerja sampai mereka telah melakukan pemeriksaan koversi kultur sputum atau dikonfirmasi tidak memiliki TBC yang resisten.

Pada materi terkait “How to Set Our Workplace Free from TBC” yang disampaikan oleh Director of HRD & Corporate Communication Otsuka Group Indonesia, Sudarmadi Widodo disebutkan bahwa “Free TBC at Workplaces” merupakan program yang bertujuan untuk menanggulangi TBC di tempat kerja dan memberikan pendampingan bagi mereka yang ditemukan positif TBC. Sebanyak 45 dari 67,311 orang pekerja yang dilakukan screening oleh Otsuka terkonfirmasi positif TBC. Otsuka juga memiliki platform yang bergerak di bidang edukasi, kesehatan, dan lingkungan yakni “Satu Hati”. Program Satu Hati di bidang kesehatan bertajuk Satu Hati Sehatkan Bangsa. “Salah satu project yang berkaitan dengan sustainability juga yakni Otsuka Group Tuberculosis yang dioptimalkan dengan membuat lingkungan kerja yang bebas TBC sekaligus membantu mengeliminasi stigma negatif pada penderita TBC,” jelasnya. Project dijalankan secara komprehensif, yang terdiri dari pre-event, treatment, support nutrition, monitoring & reporting, serta measurement. “Pengobatan saja tidak cukup, perlu ada peningkatan gizi. Oleh karena itu, Otsuka menyediakan nutritionis untuk menganalisa pola makan penderita dan menyediakan menu yang tepat sebagai upaya peningkatan gizi. Penderita TBC harus mengonsumi protein dan kalori yang tinggi untuk meningkatkan imun tubuh guna mengoptimalkan pengobatan dan mempercepat waktu penyembuhan,” ujar Sudarmadi.

Bagi Otsuka pekerja adalah aset utama bagi suatu perusahaan atau penyedia kerja, dan semua orang memiliki risiko terinfeksi TBC terutama pada pekerja. Sehubungan dengan hal tersebut manajemen Otsuka berupaya ikut serta dalam penanggulangan TBC di tempat kerja yang dimulai dari seleksi pekerja, hygiene sanitasi tempat kerja, perumahan atau asrama tempat tinggal pekerja, serta bekerja sama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat setempat.

Melalui seminar ini, dapat disimpulkan bahwa TBC merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang dihadapi Indonesia. Penanganan TBC memerlukan peran aktif dan kolaborasi berbagai sektor melalui gerakan terpadu dan dilaksanakan secara sinergis. (DFD)

Leave a Reply