Sabtu, 17 Februari 2024, Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Unit Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) UI menyelenggarakan Seminar Online FKM UI Seri 2 dengan tema “Urgensi Penerapan K3L di Perguruan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045”. Seminar online ini menghadirkan pakar K3L dari 5 (lima) kampus besar di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Surabaya (ITS), dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
”Keselamatan dan kesehatan kerja di kampus sangat penting untuk dilaksanakan demi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) kampus yang prima. Untuk itu, diperlukan peran dari K3L sebagai komandan penjaga kesehatan SDM kampus yang melaksanakan upaya promotif, preventif, specific protection, dan deteksi dini,” tutur dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D., Sekretaris Universitas, UI dalam sambutannya.
Hadirnya seminar online FKM UI dengan tema K3L ini kemudian mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan K3, Dr. Haiyani Rumondang, MA. ”Pendidikan tinggi merupakan pilar persiapan SDM berkualitas untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Oleh sebab itu, keselamatan dan kesehatan pegawai serta mahasiswa menjadi sangat penting. Saya sangat mengapresiasi Departemen K3 FKM UI karena telah menyelenggarakan seminar ini,” ujarnya. Menurut Dr. Haiyani, risiko keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kampus memang harus diperhatikan.
Seminar Online FKM UI Seri 2 menghadirkan 5 (lima) panelis dari kampus-kampus besar di Indonesia. Prof. Dr. Ir. Sjahrul Meizar Nasri, M.Sc., Kepala UPT K3L UI pun menjadi yang pertama dalam membahas implementasi K3L di kampus UI. Unit K3L di UI dibentuk atas dasar beberapa risiko, seperti keselamatan dan kesehatan bagi sivitas akademika, kelestarian lingkungan, aset dan properti universitas, reputasi universitas, serta keberlangsungan bisnis universitas. Berlandaskan Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 15 dan 16 Tahun 2023, Unit Pelaksana Tugas (UPT) K3L UI memiliki tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan K3L serta melakukan upaya pencegahan kebakaran dan kesiapsiagaan keadaan darurat di lingkungan kampus UI. Program-program yang dilaksanakan oleh UPT K3L UI terbagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu manajemen keselamatan kerja, manajemen kesehatan kerja, manajemen kesehatan lingkungan, serta manajemen pencegahan kebakaran dan keadaan darurat. ”Walaupun sudah berjalan dengan cukup baik, UPT K3L UI masih menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal, salah satunya kekosongan beberapa posisi di UPT K3L. Selain itu, rasio konstruksi dan acara-acara di UI masih jauh jika dibandingkan dengan SDM pengawas K3L,” terang Prof. Sjahrul.
Berbeda dengan UI, pelaksanaan K3L di UGM berangkat dari tata urusan rumah tangga bagian keamanan. Pada tahun 2023 lalu, UGM kemudian membentuk Kantor Keamanan, Keselamatan Kerja, Kedaruratan, dan Lingkungan (K4L) dengan struktur expert yang melekat di tiap fakultas. ”Sebetulnya K3L itu bisa terkelola jika kita bicara dari muaranya, yaitu keamanan dan ketertiban,” ujar Arif Nurcahyo, S.Psi., M.A., Kepala PK4L UGM. Salah satu tantangan yang dihadapi Arif adalah rasio luas dan kuantitas SDM di UGM yang tidak sebanding dengan kuantitas maupun kualitas SDM PK4L. Strategi yang kemudian digunakan oleh UGM adalah fokus pada penjagaan keamanan dan ketertiban serta memperkuat alur koordinasi.
Pemaparan materi dari Kepala Kantor Manajemen Risiko IPB, Ir. Budi Purwanto, M.E., semakin memperkuat argumen bahwa implementasi K3L akan berbeda di tiap universitas. IPB sebagai kampus dengan banyak laboratorium dan lahan terbuka memiliki tantangan berupa tingginya angka kecelakaan di laboratorium, kebakaran hutan pendidikan, serta kebakaran kebun penelitian dan pendidikan. ”Tantangan yang kami hadapi adalah bagaimana caranya agar lingkungan kampus tetap aman, sedangkan kegiatan-kegiatan berisiko di laboratorium dan hutan tidak dapat dieliminasi. Setelah kami evaluasi, kami mendapat kesimpulan bahwa masih ada kesenjangan antara taktis dengan strategis,” tutur Ir. Budi.
Hal menarik yang dimiliki oleh Bagian K3L ITS adalah sistem informasinya. ITS sudah memiliki aplikasi bernama MyITS Safety, yaitu aplikasi yang akan menunjukkan nilai safety maturity level seluruh unit/departemen di ITS. Aplikasi ini memiliki 2 (dua) menu utama, yaitu menampilkan data penilaian serta dapat digunakan untuk entry data. ”Sekarang ITS sedang banyak melakukan konstruksi gedung. Adanya aplikasi MyITS Safety sangat memudahkan implementasi K3L di ITS sekaligus mengintegrasikannya,” pungkas Eko Priyambodo, S.T., M.Med.Kom. , Kepala Sub Bagian K3L Kampus ITS.
Sementara itu, narasumber dari Kepala Pusat Keselamatan, Keamanan, dan Ketertiban Lingkungan Unpad, Dr. Teguh Husodo, M.Si., memaparkan mengenai implementasi K3L di Unpad. Berbeda dari keempat kampus lainnya, K3L di Unpad berangkat dari gagasan ecocampus Padjadjaran yang kemudian berkembang menjadi Forum K3L di fakultas. Saat ini, Unpad sedang menjalani proses pembentukan kantor mitigasi risiko dengan harapan upaya K3L yang dilakukan dapat lebih terorganisir. ”Di Unpad, kami menggunakan 3 (tiga) level organisasi, yaitu risk management, risk owner, dan risk officer. Risk management bertugas mengkoordinasikan aktivitas pengelolaan risiko, risk owner menjadi penanggung jawab atas terjadinya risiko dan berwenang dalam pengambilan keputusan, sedangkan risk officer merupakan pelaksana dari unit kerja dan mitigasi risiko,” terang Dr. Teguh.
K3L merupakan tanggung jawab bersama, terutama bagi perguruan tinggi yang memiliki peran strategis dalam penanaman karakter generasi penerus bangsa. “Harapannya, Seminar Online FKM UI Seri 2 ini dapat menjadi momentum untuk menguatkan K3L di perguruan tinggi demi mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045,” tutur Dr. Milla Herdayati, S.K.M., M.Si., Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum FKM UI. (WR)