Senin, 27 Juli 2020, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan peluncuran dan bedah buku yang berjudul “Pencegahan Stunting: Pentingnya Peran 1000 Hari Pertama Kehidupan”. Keynote speakers dalam acara ini adalah Prof. Dr. Muhadjir Effendy, S.Pd, MAP, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dan Dr. Bambang Widianto, MA, Staf Khusus Wapres dan Sekretaris Eksekutif Ad Interim TNP2K. Pembicara yang dihadirkan adalah Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH; Prof. Dr. dr. Ari Fahrial S,Sp.PD-KGEH. MMB, FINASIM, FACP, FACG; drh. Safarina G. Malik, PhD; Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, Sp.GK; Prof. Dr. dr. A. Razak Thaha, M.Sc, Sp.GK; Dr. Ir. Diah M. Utari, M.Kes, serta Dr. Rr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI sebagai pembahas. Dan pada seminar online kali ini dimoderatori oleh Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, Dr.PH, Tim Ahli Evaluasi TP2AK Sekretariat Wakil Presiden.
Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, M.Sc, Pj. Dekan FKM UI, dalam sambutannya menyampaikan sangat penting untuk waspada terhadap stunting yang apabila tidak kita tangani dan cegah akan menjadi suatu bencana karena prevalensinya yang sangat tinggi di Indonesia. Dokter Agustin Kusumayati, M.Sc, Ph.D, selaku Sekretaris Universitas, Universitas Indonesia, juga menyampaikan bahwa ditengah-tengah wabah yang belum terkendali seperti sekarang ini kita tidak boleh lengah karena sangat banyak perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan, termasuk posyandu. Bayi dan balita sekarang sudah tidak lagi mendatangi posyandu untuk imunisasai dan ini sangat mengkhawatirkan karena fenomena yang dihadapi saat ini akan menjadi masalah kesehatan di masa mendatang yang diakibatkan oleh menurunnya akses ke pelayanan kesehatan. Tidak terkecuali stunting yang mana memang tidak bisa diatasi oleh satu sektor saja melainkan sangat membutuhkan peran banyak sektor untuk bersama-sama menanggulanginya.
Program percepatan dan pencegahan a merupakan agenda prioritas program yang perlu mendapat dukungan politik dari pimpinan tertinggi karena taruhannya adalah masa depan bangsa. Pemerintah menetapkan ada 5 pilar dalam melakukan percepatan dan pencegahan stunting, yaitu pilar pertama komitmen politik pimpinan tertinggi, pilar kedua kampanye dan edukasi nasional, pilar ketiga konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program nasional daerah dan masyarakat, pilar keempat kebijakan ketahanan pangan dan gizi, dan pilah kelima pemantauan dan evaluasi serta dibutuhkan juga monitoring pada level rumah tangga untuk memastikan apakah program dapat menjangkau sasaran.
Pelaksanaan program percepatan dan pencegahan stunting pada masa pandemi ini banyak mengalami tantangan dimana pandemi memberikan dampak yang multi dimensi yaitu kesehatan, ekonomi dan sosial termasuk pada sistem pelayanan kesehatan pada semua level. Pelayanan menurun karena terserapnya sumber daya untuk menangani COVID-19. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan khususnya program percepatan dan pencegahan stunting pada era kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan. Selain tantangan dalam pelaksanaan program, tantangan untuk mengukur prevalensi dengan survei menjadi terhambat akibat pandemi COVID-19, namun akan tetap dilakukan dengan upaya-upaya agar tidak melanggar protokol kesehatan supaya Indonesia tetap dapat menyampaikan prevalensi stunting untuk tahun 2020.
Stunting bukan hanya tentnag ukuran fisik yang pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak, jantung, ginjal, dll, dampak yang ditimbulkan bukan hanya kepada satu generasi melainkan juga tiga generasi selanjutnya. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya penanggulangan dan pencegahan stunting yang terintegrasi dan multi-sektoral.
Di dalam buku ini juga dijabarkan strategi yang dapat digunakan untuk terus melakukan program percepatan penurunan dan pencegahan stunting. Strategi yang dapat digunakan adalah Strategi Tiga-Satu, yaitu satu kerangka kerja, satu otoritas koordinasi nasional dan satu sistem monitoring dan evaluasi nasional. Saat ini masih diperlukan penguatan Strategi Tiga-Satu dan juga lima pilar dalam strategi nasional penurunan stunting yang harus terus dilakukan di era kebiasaan baru dengan usaha yang maksimal. (USW)