Sabtu, 16 November 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan seminar gizi internasional dengan tema “The Role of Probiotics and Microbiomes in a Period Where Various Diseases Could Occur”. Seminar yang masuk dalam seri 39 seminar online FKM UI ini merupakan ajang berbagi, menimba pengalaman, dan pengetahuan terkait dunia gizi yang diadakan setiap tahun sebagai rangkaian dari Nutrition Expo. Seminar dilakukan secara daring menggunakan platform Zoom meeting dan dihadiri oleh mahasiswa, alumni, tenaga RS, pengajar, dan umum yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Seminar dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc. Seminar ini bertujuan untuk memberikan dan berbagi pengetahuan kepada para mahasiswa, alumni, profesional di bidang nutrisi, serta para penggiat nutrisi tentang pentingnya peran probiotik dan mikrobioma di masa pandemi di mana berbagai penyakit dapat terjadi.
Sesi pertama diisi dengan keynote speech oleh Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, FACG, FASGE mengenai “Probiotics and Gut Microbiome: From History to Future”. “Saluran pencernaan manusia mengandung beragam mikroorganisme yang mempengaruhi fisiologi tubuh dan apabila terjadi ketidakseimbangan komposisi mikrobiota maka dapat menyebabkan peradangan dan penyakit. Namun, terdapat pilihan terapi yang mengembalikan komposisi mikrobiota, seperti Fecal Transplantasi Mikrobiota (FMT). Adapun gangguan gastrointestinal fungsional pasca COVID-19 dapat menjadi masalah signifikan di masa depan, serta probiotik dan mikrobioma adalah masa depan kedokteran,” ujar Prof. Murdani.
Selanjutnya, seminar diisi dengan pemaparan oleh 3 narasumber. Narasumber pertama adalah Yusra Egayanti, S.Si., Apt., MP., yang menyampaikan topik terkait “Regulations and Recommendations on the Use of Probiotics and Microbiomes in Local Food”. Dismpaikan bahwa terdapat peraturan FDA Indonesia Nomor 34 tahun 2019 tentang kategori makanan yang berisi pengelompokan makanan fermentasi dan Nomor 13 tahun 2016 tentang pengawasan klaim pada label dan iklan olahan pangan, probiotik, yang sedang dalam tahap revisi. Melalui peraturan tersebut dapat diketahui bahwa regulasi antar negara terkait makanan memiliki perbedaan namun negara tetap menyadari perlunya pengembangan mengenai probiotik.
Kedua, hadir dr. Rina Agustina, M.Sc, Ph.D. sebagai narasumber yang menyampaikan topik terkait “How Probiotics and Microbiome Intake Impact Iron Absorption (Iron Deficiency Anemia)”. Doktor Rina menyampaikan bahwa komposisi mikrobiota usus sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Sementara diet memainkan peran penting dalam membentuk keragaman mikrobiota usus ini. Zat besi yang diberikan secara oral memiliki dampak langsung pada perubahan komposisi mikroba di usus.
Ketiga, Prof. Patricia Conway, B.Sc, M.Sc, Ph.D., hadir menyampaikan topik terkait “The Role of Probiotics and Microbiomes on Immunity During COVID-19 Pandemic”. “Probiotik dapat meningkatkan aktivitas kekebalan tubuh dan pembersihan infeksi saluran pernapasan. Mikrobioma dapat meningkatkan respons imun dan menurunkan peradangan dan juga mengurangi reseptor pada spike protein COVID-19,” tutur Prof. Patricia.
Setalah diadakan seminar ini diharapkan peserta dapat mengetahui konsep dasar probiotik dan mikrobioma yang jarang dibahas dan diketahui banyak orang serta dapat mengetahui sejarah dan prospek di masa depan dari probiotik dan mikrobioma, peraturan yang berlaku di Indonesia mengenai probiotik, dan hubungannya dengan berbagai penyakit. (YOL)