Kamis, 28 Oktober 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) bekerjasama dengan Rumah Sakit UI, dan Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI) menyelenggarakan seminar online seri 42 bertajuk “Integrated Safety Culture In Hospitals During COVID-19 Pandemic”. Seminar online ini diselenggarkan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan Youtube Live Streaming. Seminar diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, baik akademisi, praktisi rumah sakit, dan umum.
Seminar dibuka oleh Pj. Dekan FKM UI, Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc dan Direktur Utama RSUI, Dr. dr. Astuti Giantini, Sp. PK (K), MPH. Disebutkan bahwa Komite Mutu dan Keselamatan (KMK), Unit K3 dan Komite PPI RSUI melahirkan Model Pengembangan Budaya Keselamatan Terintegrasi di Rumah Sakit Universitas Indonesia sebagai bagian dari budaya keselamatan yang terintegrasi. Model ini belum dimiliki oleh rumah sakit lain. RSUI menghadirkan model pengembangan ini sesuai dengan Visi dan Misi RSUI menuju outstanding care.
Lebih lanjut, pada sesi keynote speech, dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc. menyampaikan materi terkait Integrasi K3 Rumah Sakit, Keselamatan Pasien (Patient Safety), dan Mutu Layanan Rumah Sakit dalam Peningkatan Budaya Keselamatan di Rumah Sakit. “Tantangan yang semakin kompleks dijabarkan dari ukuran yang dapat diamati (outcome kesehatan, trend, comparison, dan gambaran utuh indikator RS), stigma terhadap pelayanan RS, wabah persisten terkait juga infodemics, serta kapasitas dan kapabilitas terkait aset RS sehingga diperlukan strategi bagaimana intelektualisme merembes ke dalam RS. RS harus mampu membuat problem tree yaitu pokok masalah, sebab, dan dampaknya,” ujar dr. Adang.
Selanjutnya, dr. Rakhmi Savitri, M.KK., Sp.OG, menyampaikan materi terkait Menjaga Kesehatan Pekerja Rumah Sakit Sebagai Upaya Mewujudkan Keselamatan Pasien. “Setiap unit di rumah sakit memiliki potensi bahaya sesuai dengan proses kerjanya dan diperlukan penilaian risiko kesehatan yang mungkin terjadi agar meminimalisir masalah kesehatan pekerja rumah sakit yang dapat berpengaruh pada keselamatan pasien,” lanjut dr. Rakhmi.
Disamping itu, “Model Integrated Safety Culture in Hospital Assessment (ISCHA) sebagai Pengembangan dalam Pengukuran Tingkat Budaya Keselamatan di RSUI” selanjutnya disampaikan oleh Dr. Novita Dwi Istanti, SKM, MARS. Keselamatan telah menjadi isu global dan menjadi tantangan bagi praktisi di rumah sakit. ISCH sendiri adalah model yang diusulkan menjadi nama program di RSUI yang akan diproses hak paten yang merupakan hasil inovasi RSUI sebagai sistem yang terintegrasi dalam budaya keselamatan.
Pada sesi berikutnya, hadir Meilisa Rahmadani, S.K.M., M.K.K.K., yang menyampaikan materi terkait “Human Error in Hospital Workers”. Human error adalah bagian dari sistem tata kerja. Human error dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu skill based, rule based, dan knowledge based.
Melalui materi yang telah disampaikan, disimpulkan bahwa ketiga pembicara yang hadir pada seminar online ini berfokus kepada SDM dengan strategi intelektualisme yaitu totalitas pengertian atau kesadaran berbasis iptek terutama terkait pemikiran dan pemahaman dalam menyelesaikan masalah di RS.
Dari seminar ini diharapkan dapat menghasilkan konstruksi model konseptual baru untuk membangun budaya mutu dan budaya keselamatan yang terintegrasi di rumah sakit dengan nilai kehandalan menurunkan angka insiden, meningkatkan implementasi 5 (lima) isu penting budaya keselamatan dan implementasi 6 (enam) sasaran keselamatan pasien untuk memperkuat mutu layanan rumah sakit.(YOL)