Sabtu, 4 Desember 2021, Mahasiswa Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit (KARS) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) 2021 menyelenggarakan seminar dengan tema “One Stop Service Untuk Penyintas COVID-19”. Seminar ini mengundang pembicara profesional dalam pelayanan kesehatan serta terbuka untuk umum dan dilaksanakan melalui platform zoom meeting dan YouTube Live Streaming.
Pertama, seminar dibuka dengan sambutan dari Dr. Besral, S.K.M., M.Sc., Manajer Kerjasama dan Hubungan Alumni, Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.D.M selaku Kaprodi KARS, dan Prof. Dr. dr. Adik Wibowo, M.P.H selaku PJ MK Kesehatan Masyarakat.
Keynote Speech yang disampaikan oleh Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D., Sp.THT-KL(K), MARS selaku Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI meliputi materi terkait Kebijakan Pelayanan Kesehatan pada Penyintas COVID-19. Hingga saat ini kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dalam menghadapi COVID-19 mencakup peningkatan kapasitas ruang isolasi, penerapan protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru di rumah sakit, serta manajemen kasus dalam tatalaksana terapi COVID-19.
Pada sesi pertama diskusi, dr. Reynaldi Fattah Z., Koordinator Layanan 24 jam Puskesmas Kec. Setiabudi menyampaikan materi terkait “Perlukah Model Layanan One Stop Service untuk Penyintas COVID-19”. “Manajemen long COVID-19 akan memerlukan tindak lanjut yang holistik, longitudinal dalam perawatan primer, layanan rehabilitasi multidisiplin, dan pemberdayaan kelompok pasien yang terdampak dan diharapkan tercipta suatu regulasi untuk para penyintas COVID-19,” ujar dr. Reynaldi.
Selanjutnya, penyampaian materi oleh narasumber pertama disampaikan oleh Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P(K), FCCP dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) yang menyampaikan “Perlunya Layanan Pasca COVID bagi penderita long COVID”. “Layanan pasca COVID-19 diperlukan untuk memantau dan mengevaluasi penyintas maupun untuk penanganan sindrom pasca COVID. Layanan bertujuan memulihkan aktivitas dan produktivitas penyintas COVID. Sebagai penyakit baru dengan dampak kesehatan mental dan fisik yang besar, layanan pasca COVID-19 harus dilakukan pada sentra dengan sumber daya yang memadai,” ujar Prof. Menaldi.
Kedua, dr. Lily Kresnowati, M.Kes(Epid) selaku Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan menyampaikan materi terkait “Pembiayaan Layanan Pasien Long COVID”. Dokter Lily menyampaikan peran BPJS Kesehatan untuk memastikan pasien COVID-19 memperoleh akses pada faskes, melakukan verifikasi tagihan pelayanan kesehatan dari FKTRL yang ditunjuk pemerintah serta melakukan koordinasi dengan Kemenkes dalam rangka pembayaran tagihan COVID-19 yang telah diverifikasi. “Diharapkan adanya dukungan pemerintah dalam menetapkan standar layanan long COVID bagi peserta JKN dan non JKN, adanya kepastian penjaminan long COVID bagi penyintas/riwayat suspek, dan komitmen pelayanan holistik dari faskes bagi seluruh peserta JKN khususnya bagi penyintas COVID-19,” ujar dr. Lily.
Ketiga, Juno Simorangkir sebagai Founder Covid Survivor Indonesia (CSI) menyampaikan terkait “Pengalaman dan Harapan Terhadap Layanan Long COVID”. Juno menyampaikan hambatan dan tantangan fakta di lapangan dan harapannya pada 3R yaitu Recognition, Rehabilitation, dan Research. Dari paparannya, supaya kita memiliki suatu bentuk awareness yang baik dengan para pembuat kebijakan bersama para profesional medis meningkatkan pengenalan serta edukasi tentang Long COVID sebagai sebuah Post Viral Condition yang dapat dialami oleh siapapun pada masyarakat luas.
Dari seminar ini diharapkan dapat membuka wawasan bersama dan bermanfaat bagi penyintas COVID-19 serta bagaimana menyiapkan kebijakan, sumber daya dan alokasi sarana prasarana sehingga penyintas bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas hidupnya. (YOL)