Seminar Online FKM UI Seri 49: Aplikasi Keahlian SKM di Tingkat Nasional dan Pendidikan Kesmas di Tingkat Internasional

Senin, 29 November 2021 Kelas Dasar Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan seminar online dengan tema “Aplikasi Keahlian SKM di Tingkat Nasional dan Pendidikan Kesmas di Tingkat Internasional”. Seminar dilaksanakan secara virtual menggunakan platform zoom meeting dan Youtube live streaming dan terbuka untuk mahasiswa kesmas dan umum.

Seminar dibuka dengan sambutan oleh Dr. Ir. Setiarini, M.Sc selaku Wakil Dekan bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan, FKM UI dan dimoderatori oleh drs. Bambang Wispriyono, Apt., M.Sc selaku Staf Pengajar Dept KL FKM UI.

Sesi pertama disampaikan mengenai Pendidikan dan Peran Ahli Kesmas oleh Dr. dr. Anung Sugihantono, M.Kes selaku Mantan Dirjen P2P Kemenkes RI. Doktor Anung menyampaikan definisi dari kesmas, indeks pembangunan kesmas dan menekankan bahwa kesmas berbasis wilayah. Selain itu, dimensi pelayanan kesehatan bergeser mulai dari cure, service, hingga pada dimensi care. “Peran ahli kesmas bisa menjadi birokrat, pendidik, penggerak masyarakat, peneliti, pengamat serta usaha mandiri yang berperspektif kesehatan masyarakat dan deskripsi peran ahli kesmas yaitu penyiapan kebijakan, pemantauan pengendalian, pengembangan sumber daya, koordinator dan pembimbing. Pola operasional ahli kesmas harus berkolaborasi, profesional, dan responsif atas keinginan dan kebutuhan publik yang terus bertransformasi,” ujar Dr. Anung lebih lanjut.

Selanjutnya, Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., MDM dari IAKMI menyampaikan secara lengkap mengenai kesmas. Disampaikan bahwa kesmas memiliki banyak peran yang bisa dilakukan di berbagai bidang. Sifatnya luas, multi entri, multi proses dan multi output. Doktor Ede menyampaikan bahwa kesmas berfokus pada preventif, bekerja dengan prinsip sedari awal yaitu melakukan promosi kesehatan, berfokus mengatasi penyebab, kemudian menyatu pada essential public health services (EPHS).  “Pondasi dan pilar kompetensi dalam keilmuan kesmas yaitu berdasarkan sifatnya pada metode ada epidemiologi, biostatistik dan kependudukan, administrasi dan kebijakan kesehatan, PKIP dan yang sifatnya area terdapat kesling, kesja, gizi, kesmas, kesehatan reproduksi. Ahli kesmas diharapkan memiliki kemampuan yang lengkap dalam keilmuan baik sifatnya metode dan area. Selain itu juga kemampuan tahapan intervensi kesmas mulai dari individu hingga sistem pemerintahan dan memanfaatkan teknologi sesuai perkembangan,” ujar Dr. Ede.

Iman A. Hakim, M.B.B.Ch., Ph.D., MPH dari The University of Arizona Mel & Enid Zuckerman College of Public Health menyampaikan materi terkait “Public Health Education in U.S”. Kesmas memiliki tantangan seperti emerging disease, food safety, kesenjangan kesehatan dan sebagainya. Ahli kesmas berfokus pada mencegah penyakit dan injuri dengan promosi gaya hidup sehat. “PH professionals focus on preventing disease and injury by promoting healthy lifestyles. They implement educational programs, develop policies, administer services, conduct research and regulate health system to achieve these goals. Our health largely depends on conditions where we live, learn, work and play and not just on the medical treatment we achieve,” tutur Doktor Iman. 

Pada sesi kedua, Hesti Tobing, SKM., CIMI., IBCLC (Perinasia) menyampaikan pengalamannya terkait aplikasi keahlian sarjana kesmas yang bisa menjadi pengelola 5 program, pelatih manajemen laktasi, fasilitator konseling menyusi, pelatih MPASI, serta narasumber berbagai seminar dan talkshow. Bahkan Hesti Tobing menjadi pewawancara penelitian dosen-dosen FKM UI dan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (YTKI). Selain itu, Hesti menyebutkan bahwa dirinya juga berkiprah menjadi founder hingga dewan pengawas Ikatan Konselor Menyusui Indonesia.

Selanjutnya, Dedi Supratman, SKM., MKM dari IAKMI menyampaikan bahwa pekerjaan ahli kesmas dalam mobilisasi mesin birokrasi antara lain pengembangan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, program berbasis kebutuhan masyarakat, advokasi pengambil kebijakan, sedangkan dalam mobilisasi sosial antara lain adalah penguatan gerakan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.

Dari seminar ini diharapkan mahasiswa kesehatan masyarakat (kesmas) bisa mengetahui secara mendalam mengenai kesmas baik dalam pendidikan dan keahlian kesmas serta menyadari pentingnya peran ahli kesmas dan ilmu yang sangat luas untuk bisa diterapkan. (YOL)