Seminar Online Seri 33: Bagaimana Masa Depan Penanganan Covid-19 di Tempat Kerja

Rabu, 18 November 2020, seminar online seri 33 dengan tema “Masa Depan Penanganan Covid-19 di Tempat Kerja” diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang mengundang berbagai narasumber ahli di setiap sesinya. Seminar kali ini teridiri dari 3 sesi dan diikuti oleh lebih dari 500 peserta melalui zoom dan youtube live streaming yang terbuka untuk diakses oleh siapa saja.

Penanggung Jawab Dekan FKM UI, Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc., dan Majelis Pakar Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc yang juga merupakan staf pengajar di FKM UI membuka seminar daring kali ini.

Keynote speech yang pertama disampaikan oleh dr. Kirana Pritasari, MQIH (Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI) menerangkan bahwa penanganan kesehatan di tempat kerja di masa mendatang akan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang terdiri atas perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat. Kesehatan individu harus dilakukan oleh semua orang dan semua golongan. Sementara perlindungan kesehatan masyarakat juga harus dilakukan oleh pengelola, pemilik, atau manajemen dari tempat kerja, baik tempat kerja formal maupun informal. Perubahan-perubahan yang akan terjadi ketika kita memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, perlu juga dibahas di dalam berbagai kegiatan atau forum dan juga di dalam petunjuk pelaksanaan kerja di tempat kerja.

Prof. drh. Wiku Adisasmito, M. Sc., Ph.D (Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19) yang juga Guru Besar di FKM UI membahas terkait Penanganan Covid-19 di Indonesia oleh Satuan Tugas Covid-19. Prof Wiku menyampaikan tentang istilah disease of tomorrow yang dicetuskan sejak tahun 2010 atas kekhawatirannya terhadap apa yang akan terjadi sekarang ini. Jika dilihat kebelakang, selama 16 tahun lalu yaitu sejak tahun 2004 ada 4 penyakit baru yang menimbulkan dampak bagi puluhan juta orang di dunia, dan bahkan jutaan orang meninggal. Prof. Wiku menjelaskan pula apa yang dilakukan oleh Indonesia dalam menghadapi wabah Covid-19. Diantaranya adalah koordinasi nasional,  yaitu bergerak satu komando dengan memastikan seluruh provinsi, kabupaten/ kota bersatu bersama Presiden dalam penanganan pandemi sehingga kondisi bisa kembali normal. Kegiatan tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu pihak dan membutuhkan kolaborasi pentahelix yang berbasis komunitas. Seluruh elemen masyarakat harus ikut bergerak, mulai dari akademisi, masyarakat, swasta, pemerintah, hingga media. Konteks yang lebih komprehensif untuk menangani Covid-19 adalah dengan konsep baru, iman aman imun, bersatu lawan Covid-19.

Selanjutnya, keynote speech ketiga oleh Dr. Ghazmahadi, ST, MM (Direktur Pengawasan Norma K3 Kementerian Ketenagakerjaan RI) yang menerangkan tentang Kebijakan K3 dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja. Dr. Ghazmahadi menyampaikan tujuh strategi sebagai kunci penting keberlangsungan usaha dan perlindungan pekerja/buruh. Pertama, pencegahan Covid-19 di perusahaan, diharapkan proses bisa berjalan membaik dan akhirnya bisa membangunkan ekonomi baik di perusahaan maupun tenaga kerja. Kemudian kita menyusun pedoman keberlangsungan usaha, langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh perusahaan, mitigasi seperti apa sehingga upaya pencegahan pada level tenaga kerja bisa mencegah ketika mereka kembali masuk ke tempat kerja. Lalu penyusunan panduan kembali pekerjaan bagi pekerja yang tidak disediakan tempat tinggal. Kemudian, melakukan pembinaan dan pengawasan di semua sektor tempat kerja, seperti Pemerintah DKI Jakarta, pengawasan pembinaan gedung tinggi bagi perusahaan yang dilakukan oleh pengawas pekerjaan. Selanjutnya juga kita peningkatan kolaborasi dalam membuat kebijakan yang melibatkan stakeholder lain. Yang terakhir adalah dengan publikasi melalui media sosial, seperti publikasi kehumasan, posko K3 Corona, dan portal sistem pelayanan K3 atau teman K3.

Pada sesi pertama, Dr. Hermawan Saputra, SKM, MARS, CICS, Pengurus Pusat IAKMI memaparkan terkait “Epidemiologi Covid-19 di Tempat Kerja” dan Raymond Luthfi H., ST., HSE Representative Departemen Perkeretaapian PT Adhi Karya memaparkan materi terkait “Best Practice Implementasi Penanganan Covid -19 di PT Adhi Karya”. Doktor Hermawan memperkenalkan konsep BOR atau barang-orang-ruang. Secara khusus, kesehatan di tempat kerja harus memperhatikan bangunan dan area sekitarnya, ruang kantor, dan fasilitas serta kualitas manusia di tempat kerja. Keamanan, termasuk ketersediaan sarana menjadi hal yang paling penting yaitu bagaimana perilaku manusia serta terkait dengan penguatan peran kesehatan masyarakat baik di perusahaan maupun masyarakat. Dijelaskan pula oleh Raymond Luthfi bahwa banyak hal yang telah dilakukan oleh PT Adhi Karya seperti telah menerbitkan kebijakan protokol kesehatan dan pengawasan dengan konsisten, sehingga hal-hal yang dimuat dalam protokol telah melebur menjadi bagian dari perilaku para pekerja. Pelaksanaan program penanganan Covid-19 di sektor konstruksi memiliki salah satu inovasi yang menarik yaitu adanya Covid-19 ranger dan influencer. Mereka bertugas menyebarluaskan promosi kesehatan melalui sosial media dan memonitor pelaksanaan sehingga tercapai aspek edukasi serta sosialisasi secara menyeluruh. Hal tersebut melengkapi program promosi lainnya yang bersifat offline seperti penyampaian informasi tentang Covid-19.

Pada sesi 2 dan 3 dipaparkan pula beberapa materi oleh narasumber ahli yaitu materi tentang “Tantangan Publikasi Penanganan Covid-19 di Indonesia” yang disampaikan oleh Sutta Dharmasaputra (Pemimpin Redaksi Harian KOMPAS), “Best Practice Implementasi Penanganan Covid-19 di MRT Jakarta” yang dijelaskan oleh Roy Nababan, SKM (Station Manager PT MRT Jakarta), “Best Practice Implementasi Penanganan Covid-19 di PT Putra Perkasa Abadi” yang disampaikan oleh Hamas Musyaddad AA, SKM (Kasie PT PPA) dan materi “Best Practice Implementasi Penanganan Covid-19 di Fasyankes” yang disampaikan oleh dr. Ma’rifatul Mubin, Sp. Ok (Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi). Pada akhir pemaparan materi tiap sesinya, diadakan sesi tanya jawab sebagai bentuk interaksi dari peserta seminar dengan para narasumber. Sesi terakhir ditutup dengan Sharing Session Survivor Covid-19 oleh dr. Indra Joko Mulyono, MARS (Praktisi dan Akademisi Kesehatan).

Seminar online yang dihadiri oleh praktisi akademi, tokoh masyarakat dan umum ini diharapkan dapat menambah aspirasi individual yang bersifat epidemis serta adanya pemahaman terkait pendekatan pentahelix dalam menegakkan protokol Covid-19 untuk menjaga keberlangsungan dunia usaha. (MA)