Pandemi COVID-19 telah memberikan efek yang sangat besar pada sektor perekonomian. Indonesia merupakan satu dari banyaknya negara yang terdampak secara ekonomi dari situasi pandemi ini, bukan hanya usaha mikro dan menengah yang terkena dampak signifikan namun perusahaan yang tergolong usaha besar juga terkena imbasnya. Penanganan COVID-19 di dunia Industri sangat penting khususnya dalam hal ketahanan dan keberlangsungan bisnis baik saat ini maupun di masa depan.
Pada Rabu, 4 November 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan seminar online seri 38 yang mengangkat tema “Building Resilience and Sustainability Against COVID-19 Pandemic”. Seminar ini melibatkan intansi pemerintah, akademisi dan industri serta terbuka untuk sivitas akademika UI dan umum.
Seminar dibuka dengan sambutan oleh Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc. selaku Pj. Dekan FKM UI dan Dr. Robiana Modjo, SKM, M.Kes selaku Manajer Pendidikan FKM UI dan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI).
Prof. drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D selaku Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 menyampaikan materi terkait “Perkembangan Pandemi COVID-19 dan Strategi Menghadapi Bencana Kesehatan di Masa Depan”. Prof. Wiku menyampaikan terkait perkembangan COVID-19 di Indonesia dan dunia, tantangan dalam mencapai herd immunity, misi mencapai ketahanan masyarakat, strategi penanganan COVID-19 di Indonesia, serta adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif aman COVID-19. “Herd immunity Indonesia yang tercapai suatu saat nanti tidak serta merta kita bebas, kita harus mampu membuat kedaruratan kesehatan masyarakat yang ditetapkan menjadi ketahanan masyarakat yang fluktuatif artinya dinamis tergantung kehidupan dari masyarakat itu sendiri, maka dari itu kita harus mengupayakan kasus rendah, produktivitas maksimal dengan 3M, 3T dan vaksinasi,” ujar Prof. Wiku.
Kedua, hadir Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS selaku Dirjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI yang menyampaikan materi terkait “Kesiapan (Readiness) Infrastrutur Kesehatan dalam Menghadapi Pandemi Saat ini dan Akan Datang”. Pada sesi ini disampaikan perencanaan infrastruktur kesehatan untuk bencana wabah dan pandemi, koordinasi kebencanaan Kemenkes ke kementerian dan lembaga terkait dan ERP, pengendalian penyakit menular dan re-emerging disease dalam rangka pencegahan wabah di Indonesia, dan komunikasi risiko COVID-19 di masyarakat. “Transformasi kesehatan sebagai upaya menyiapkan infrastruktur kesehatan untuk menghadapi bencana wabah dan pandemi dimana visi pimpinan dan kondisi krisis memberikan kesempatan terbaik untuk berubah yaitu COVID-19 telah membuat kesehatan prioritas nomor satu, pandemi menyadarkan kita pentingnya ketahanan sektor kesehatan,” ujar Dr. Maxi.
Ketiga, materi terkait “COVID-19 dalam Perspektif Kebencanaan dan Tantangan Bencana Kesehatan di Masa Depan” disampaikan oleh Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D selaku Ketua Disaster Reduction Risk Center (DRRC) Universitas Indonesia. Prof. Fatma menyampaikan beberapa hal seperti: konsep dan definisi COVID-19 sebagai bencana, hubungan, sustanaibility dan resilience dalam bencana, peran akademisi dan peneliti dalam pengurangan risiko bencana kesehatan, kolaborasi riset kebencanaan (pemerintah dan universitas) untuk pembelajaran berkelanjutan.
Selain ketiga narasumber tersebut, hadir pula penanggap dari Sektor Industri Migas, Tambang dan Manufaktur yaitu Bukit Hari Laksono, S.T. (Environment Manager PT. Pertamina EP Region 2), Fadli Zuchri, S.T (Country SHEQ Manager AECI Mining), serta Ratu Aam Amaliah, S.KM (Safety Assurance Officer PT. Victory Chingluh Indonesia).
Seminar ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai kondisi perkembangan pandemi saat ini, potensi tantangan COVID-19 ke depan, perencanaan dan kebijakan strategis membangun ketahanan dan keberlangsungan dalam melawan COVID-19, serta memberikan pandangan dan umpan balik dari beberapa praktisi terhadap penanganan pandemi COVID-19 di tempat kerja saat ini dan mempersiapkan ketahanan serta keberlangsungan industri dalam tantangan ke depan. (YOL)