Selasa, 16 November 2021, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengadakan Seminar Online ke-45 dengan mengusung tema “Peduli TBC, Peduli Indonesia: Bergerak Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030.” Seminar online kali ini diinisiasi oleh Mahasiswa Pascasarjana FKM UI dan dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa sampai praktisi profesional.
Seminar dibuka dengan penyampaian sambutan dari Dr. Robiana Modjo, SKM, M.Kes selaku Manajer Pendidikan FKM UI dan dr. Adang Bachtiar, MPH, D.Sc selaku Ketua Pokdi Mutu Layanan Kesehatan FKM UI. Selanjutnya, acara seminar dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Dr. dr. Fathiyah Isbaniah, Sp.P(K), Mpd.Ked dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Elisa Adam, MPH selaku Kepala BPJS Kesehatan Kota Depok, dan dr. Siti Nadia Tarmizi,M.Epid selaku Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI.
Doktor Fathiyah menyampaikan mengenai Diagnosis dan Tatalaksana TBC di Indonesia. “Kita sebagai tenaga kesehatan sebaiknya mengerti diagnosis dan tata laksananya (TB), supaya kita bisa memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga karena salah satu penyebab pasien TB tidak mau diobati adalah karena kurangnya informasi,” ujar Doktor Fathiyah sebagai pembuka materinya. Lebih lanjut, disampaikan juga mengenai kondisi TBC di Indonesia dan dunia, penanggulangannya di Indonesia, serta berbagai hal lainnya mengenai diagnosis dan tatalaksana TBC.
Selanjutnya, dr. Elisa menyampaikan mengenai Penjaminan Pelayanan Tuberkulosis Dalam Program JKN. Saat ini, sudah beberapa regulasi yang mengatur penjaminan Tuberkulosis dalam JKN. Diantaranya adalah PP No. 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan, Permenkes No. 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan, dan Permenkes No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN. “Kami (BPJS Kesehatan) akan mendukung apapun strategi untuk eliminasi TB paru di Indonesia,” ujar dr. Elisa. Disampaikan juga bahwa dukungan dan sinergi antar pemangku kepentingan berperan aktif dalam menyukseskan program JKN termasuk penjaminan pelayanan TB.
Terakhir, dr. Nadia menyampaikan mengenai kondisi terkini kebijakan TBC di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih menempati peringkat ke-3 dunia dengan kasus TBC terbanyak. Walaupun terbilang kurang baik, Indonesia terus menerus mengupayakan akselerasi dalam penanggulangan TBC terbukti dengan adanya penurunan insiden tiap tahunnya. “Di tahun 2021, telah terbit PP No. 67/2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis sebagai wujud nyata dari komitmen Presiden untuk tetap berupaya, walaupun dalam pandemi ini, tuberkulosis tetap menjadi prioritas,” ucap dr. Nadia. Berbagai pihak saling bahu membahu dalam penanggulangan TBC mulai dari Pemerintah Pusat, Kementerian, Pemerintah Daerah, Tim Percepatan, dan sebagainya.
Pada sesi kedua, tiga narasumber yang merupakan mahasiswa Pascasarjana FKM UI membagikan pengalaman mereka dalam menanggulangi TBC di tempat kerjanya masing-masing. Pertama, Syahidah Asma Amani, S.Gz dari UPTD Puskesmas Depok Jaya menyampaikan mengenai Upaya Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan Tuberkulosis. Kedua, drg. Siti Muhimatul Munawaroh dari UPTD Puskesmas Cinere Kota Depok menyampaikan mengenai Peran FKTP dalam Eliminasi TBC. Ketiga, dr. Yeremia Prawiro Mozart Runtu dari Yayasan KNCV Indonesia menyampaikan mengenai Peran Organisasi Masyarakat dalam Eliminasi TBC di Indonesia.
Seminar ini merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan sekaligus memberikan pemahaman kepada peserta mengenai kondisi TBC khususnya di Indonesia. (BK)