Siapkan Mahasiswa Memasuki Jenjang Profesi, Program Studi Sarjana Gizi FKM UI Selenggarakan Seminar Profesi

Senin, 17 Oktober 2022, Program Studi Sarjana Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan Seminar Profesi bertemakan “Profesi Gizi Kini dan Masa Depan, Menguatkan Profesionalisme dalam Naungan Organisasi Profesi”. Seminar yang dilaksanakan secara luring di Aula A FKM UI ini dihadari oleh mahasiswa Program Studi Sarjana Gizi FKM UI.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan begitu cepat, termasuk di bidang gizi. Kemampuan untuk mengikuti perkembangan ini merupakan salah satu kompetensi dari profesi gizi. “Acara hari ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peranan profesi gizi di masa kini dan masa mendatang,” ujar Ketua Departemen Gizi FKM UI, Dr. Ir. Trini Sudiartini, M.Si., dalam sambutannya. “Diharapkan juga adik-adik dapat memahami perannya sebagai ahli gizi dan juga tenaga kesehatan,” tambah Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan FKM UI, Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc.

Seminar yang dimoderatori oleh Sekretaris Program Studi Sarjana Gizi FKM UI, Wahyu Kusnia Yusrin Putra, S.K.M., M.K.M., ini berlangsung dengan interaktif. Materi dibawakan langsung oleh Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) tahun 2021-2024, Kombes (Pol). Rudatin, S.K.M., M.Si., yang juga merupakan lulusan dari FKM UI.

Melalui pemaparannya, Kombes (Pol). Rudatin mengupas tuntas mengenai profesi gizi. Mulai dari sejarah pendidikan gizi, syarat kelulusan pendidikan gizi, ketentuan perundang-undangan, alur profesionalisme nakes gizi, hingga pengenalan mengenai Persagi itu sendiri.

Kebutuhan tenaga gizi di Indonesia, meliputi nutrisionis dan dietisien, mencapai 130.325 orang. Kebutuhan ini semakin tercukupi setiap tahunnya, namun disparitas yang ada masih sangat tinggi. Pada kesempatan ini, Kombes (Pol). Rudatin mendorong mahasiswa yang hadir agar mau berkontribusi dalam pengembangan gizi di daerah timur Indonesia, salah satunya melalui program Nusantara Sehat. “Bukan perjuangan yang mudah untuk bisa memasukkan ahli gizi ke dalam nusantara sehat. Mari kita pikirkan, karena tidak semua profesi ada di Nusantara Sehat, karena sudah diperjuangkan, mari kita isi,” terang Kombes (Pol). Rudatin.

Hingga saat ini, tercatat terdapat 132 Program Studi Sarjana Gizi, 9 Program Studi Dietisien, 40 Program Studi D-3 Gizi, dan 19 Program Studi Sarjana Terapan Gizi di seluruh Indonesia. Hal ini semakin memperketat persaingan profesi gizi di masa mendatang. Mahasiswa harus terus mengasah kemampuan dan kompetensinya agar tidak kalah saing di kemudian hari.

Pada saat sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan terkait persiapan yang harus dilakukan sejak dini. Menariknya, Kombes (Pol). Rudatin menawarkan untuk langsung menghubungi orang-orang terkait di Persagi atau seminat lainnya. Selain itu, Kombes (Pol). Rudatin juga mengarahkan untuk senantiasa mencari informasi yang banyak melalui internet, khususnya website Persagi.

Sebelum menutup sesinya, Kombes (Pol). Rudatin menambahkan materi kunci mengenai profesi gizi di era Society 5.0. Pada pemaparan ini, Kombes (Pol). Rudatin menyampaikan kemampuan-kemampuan tambahan yang harus dimiliki oleh profesi gizi di masa depan, yaitu kreativitas, berpikir kritis, serta komunikasi dan kolaborasi. (BK)