Task Force 6 Diskusikan Langkah Eliminasi Tuberculosis

Center for Health Administration and Policy Studies (CHAMPS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) bersama dengan Think Tanks 20 (T20) dan S. Asean International Advocacy & Consultancy (SAIAC) menyelenggarakan webinar dengan tema “Sustaining Economic Growth By Managing TB in the Workplace” pada Rabu, 31 Agustus 2022. Webinar ini bertujuan untuk mendiskusikan langkah yang harus ditempuh negara G20 dalam mengeliminasi penyebaran penyakit Tuberculosis (TB) di tempat kerja. ”TB membuat pekerja kehilangan jam produktifnya sehingga dapat memengaruhi ekonomi. Oleh karena itu, webinar ini diselenggarakan dengan tujuan memperkuat kolaborasi antar sektor sehingga nantinya dapat dihasilkan sebuah solusi untuk mengatasi isu TB dan pengaruhnya terhadap ekonomi,” tutur Prof. Bambang Brodjonegoro, Lead Co-Chair of T20 Indonesia dalam sambutannya.

Selanjutnya, dr. Carla Decotelli Mendes, M.Sc., (Medical Affairs Lead – Global Public Health, Johnson & Johnson) memaparkan presentasi abstrak terkait penyakit TB di tempat kerja. ”Kantor dan tempat kerja lain menjadi tempat strategis untuk penularan penyakit TB karena menjadi entry point atau tempat orang-orang berkumpul. Ditambah lagi dengan adanya kontak dekat antar karyawan. Hal ini menjadikan tempat kerja sebagai tempat penularan penyakit,” ujar dr. Carla.

Tren penyakit TB di Indonesia kemudian disampaikan oleh Ganendra Awang Kristandya (Asia Pacific Regional Manager, Global TB Caucus). Berdasarkan data yang ada, case notification untuk penyakit TB di Indonesia mulai menurun, namun angka kematian akibat TB meningkat. Lebih lanjut, dr. Tiffany Tiara Pakasi, M.A., (Acting Director of Communicable Disease Prevention and Control) memberikan pernyataan bahwa negara-negara G20 harus mulai berinvestasi di upaya preventif, seperti vaksinasi, skrining, dan diagnosis dini.

Executive Director, The Global Fund to Fight AIDS, TB & Malaria, Peter Sands juga turut memberikan special remark. ”Kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat serta mengoptimalkan treatment untuk menanggulangi penyakit TB ini. Dibutuhkan kerja sama dengan sektor privat untuk bisa mendapat hasil yang maksimal,” tutur Peter Sands.

Webinar dilanjutkan dengan sesi diskusi panelis yang dipimpin oleh pulmonologist and clinical researcher, Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K). Diskusi diawali oleh dr. Carla Decotelli Mendes, M.Sc., yang menjelaskan metode-metode yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit TB di tempat kerja. Selanjutnya, dr. Kuldeep Sachdeva (Regional Director Southeast Asia, the International Union Against Tuberculosis & Lung Disease) menjelaskan terkait skrining dan manajemen penyakit TB di India. Hariyadi Sukamdani (Head, Indonesian Employers Association/APINDO) menyatakan bahwa TB banyak menginfeksi orang di usia produktif. ”Dibutuhkan komitmen dari manajemen dan juga proteksi bagi para pekerja untuk bisa mengeradikasi penyakit TB di tempat kerja,” tutur Hariyadi.

Selanjutnya, Ganendra Awang Kristandya menyatakan bahwa manajemen penyakit TB membutuhkan partisipasi dari semua sektor, terutama pemerintah. Dokter Eliud Wandwalo (Head of Tuberculosis, The Global Fund to Fight AIDS, TB & Malaria) menjelaskan terkait framework pembiayaan TB yang menggabungkan antara sektor publik dan sektor privat. Sesi diskusi ditutup dengan presentasi singkat dari Charles Honoris (Head of Commision IX, Indonesian Parliament).

“Untuk mengeradikasi penyakit TB di tempat kerja, kita harus memperkuat komitmen serta mengimplementasikan kebijakan yang sudah ada. Diperlukan sosialisasi kebijakan dan edukasi terkait penyakit TB agar penyakit ini bisa kita kendalikan sepenuhnya,” tutur Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K) membacakan hasil diskusi.

”Saat ini, para penderita TB masih mendapat stigma buruk dari masyarakat. Hal ini dapat berpengaruh terhadap upaya pengendalian penyakit TB. Oleh karena itu, perlu dilakukan advokasi serta dukungan dari sektor-sektor privat,” pungkas Shanti Samdasani (Co-Chair T20/TF6 Global Health Security & COVID-19 Founder & CEO of S. Asean International Advocacy & Consultancy) pada closing statement. (WR)