Depok, 18 September 2024. Stunting masih menjadi masalah kesehatan prioritas Pemerintah Indonesia dengan prevalensi nasional mencapai 21,1% (Survei Kesehatan Indonesia, 2024) meski target sebelumnya adalah sebesar 14% pada tahun 2024. Prevalensi stunting di Kota Depok pun tercatat mencapai 14,3% pada tahun 2023. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Depok mencanangkan program Zero New Stunting untuk mengantisipasi bertambahnya kasus baru stunting di Kota Depok.
Berbagai upaya penanggulangan stunting telah dilakukan, khususnya pada ibu hamil dan balita, seperti pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau kurus dan balita gizi kurang, hingga pemberian ASI Ekslusif. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) juga telah menjadi program nasional sejak 50 tahun lalu, namun prevalensi anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil masih saja tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan dan penanggulangan stunting pada ibu hamil, meski dapat memberikan dampak, namun dirasa cukup terlambat. Hal ini mengingat perbaikan gizi pada ibu hamil yang diharapkan berdampak pada janin dan anaknya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, upaya bertujuan untuk menekan bertambahnya kasus stunting baru di masa yang akan datang harus dilakukan lebih ke hulu.
Diketahui, 1 dari 3 remaja puteri di Kota Depok mengalami anemia (rendahnya sel darah merah dan/atau hemoglobin dalam darah). Tanpa penanganan yang tepat, remaja puteri yang anemia ini akan menjadi ibu hamil yang juga anemia, berisiko melahirkan anak dengan berat lahir rendah (BBLR) dan menambah prevalensi stunting di masa yang akan datang.
Memperhatikan hal ini, Nurul Dina Rahmawati, S.Gz., M.Sc., selaku dosen Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengetuai sebuah program Pengabdian Masyarakat yang bertemakan “Remaja Sehat (Teen Room): Upaya Inovasi untuk Meningkatkan Kesehatan, Gizi, dan Produktivitas Remaja” yang dilaksanakan di SMA 1 Sejahtera Depok. Kegiatan ini dihadiri oleh 100 siswa dan siswi kelas XI dan XII, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Pembina Palang Merah Remaja, hingga beberapa orang guru mata pelajaran. Sebelumnya, program serupa yang tidak hanya menawarkan Modul Remaja Sehat, namun juga Aplikasi Video Game bernama “Nutrition Impact” juga telah diselenggarkan di DKI Jakarta dan Provinsi Banten bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat. Kali ini, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Depok, Teti Erikawati, A.Md. Keb., Pengelola Program Kesehatan Keluarga menyampaikan gagasan terkait dengan penanganan anemia di Kota Depok, dengan skrining hemoglobin dan minum TTD bersama di sekolah sekali dalam seminggu.
“Masalah kesehatan gizi di Indonesia ada 3: Gizi Lebih, Gizi Kurang, dan Anemia. Di Kota Depok, angka tingginya prevalensi anemia pada remaja putri mungkin terjadi karena persentase konsumsi minum TTD di Kota Depok yang baru mencapai 61%, di bawah target nasional yakni 75% meski distribusi TTD sudah 100% ke sekolah dan madrasah menengah di Kota Depok,” tutur Teti. Disambut oleh Kepala SMA 1 Sejahtera Depok, Handoko Budi Setiawan, S.Pd., beliau menegaskan pentingnya kemampuan daya saing remaja untuk bisa berkiprah di Perguruan Tinggi Negeri, dan kampus-kampus ternama lainnya yang penting untuk mendukung produktivitas di masa depan. Hal ini ditekankan kembali oleh Nurul Dina, “Anemia dan stunting memberikan dampak lintas generasi: dengan rendahnya prestasi remaja, produktivitas di usia dewasa juga akan terhambat dan semakin memperbesar risiko lahirnya anak stunting kembali di masa yang akan datang”. Karenanya, sebagai calon ibu untuk generasi yang akan datang, remaja puteri, khususnya, perlu memperhatikan kesehatan dirinya, agar terhindari dari anemia, selain juga menghindari pernikahan dini yang akan menambah beban fisik dan emosional bagi remaja.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Nurul Dina dan tim di SMA 1 Sejahtera Depok ini mendapatkan apresiasi positif tidak hanya dari para guru namun juga siswa. “Edukasi dan pemaparan materi yang diberikan sangat berguna. Saya bersyukur SMA Sejahtera 1 Depok dipilih sebagai salah satu tempat pelaksanaan penyuluhan. Banyak bekal baik yang diperoleh dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Saya harap, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas, sebab kaitannya dengan masa depan generasi penerus bangsa,” tutur Rachmatya Gladiola Wildan, siswa dari kelas XII IPS 2.
Kesan positif lainnya akan program ini pun disampaikan oleh Ibu Wati, Pembina PMR SMA 1 Sejahtera Depok. “Senang sekali dengan kedatangan kakak-kakak dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ke sekolah kami yang memberikan edukasi kesehatan remaja. Kami berharap semoga anak-anak kami dapat lebih memahami pentingnya arti sehat, terutama untuk remaja putri. Dengan adanya edukasi ini siswi bisa lebih aktif untuk selalu teratur minum TTD sehingga terbebas dari anemia dan gizi buruk. Semoga kerja sama ini berlanjut lagi kedepannya,” pungkas Ibu Wati.