Tim Pengmas FKM UI Kembangkan Puskesmas Hijau di NTB

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang diketuai oleh dosen FKM UI Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas M.A.R.S dengan dukungan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Indonesia  mengembangkan “puskesmas hijau” di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini berpuncak pada pencanangan komitmen untuk menyelenggarakan Puskesmas Hijau pada 18 Juli 2019 di Lombok Timur. Turut hadir pada acara puncak tersebut adalah  Marjito, S.SI, SKM, M.KES yang hadir atas nama Gubernur NTB dan Kadinkes Provinsi NTB. 

Gempa bumi yang melanda provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2018 lalu mengakibatkan kerusakan yang cukup parah termasuk rusaknya sarana kesehatan seperti puskesmas. Beberapa puskesmas seperti Puskesmas Sembalun, Belanting, dan Sambelia hingga saat ini masih berada di lingkungan baru berstatus sementara dengan kondisi bangunan yang kurang memadai dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Penerapan konsep “green” (reduce, reuse, recycle) di terapkan di proses rekonstruksi ketiga puskesmas tersebut. Lingkungan puskesmas amat penting untuk memastikan optimalisasi peran puskesmas pada aspek promotif, preventif, dan tidak semata berfokus pada kuratif.

Ketiga puskesmas tersebut memiliki kesamaan masalah terkait limbah, air, selain kondisi bangunan. Upaya yang dilakukan masing-masing puskesmas untuk mengatasi permasalahan sampah dan limbah menguat dan sejalan dengan program NTB Zero Waste  2023.

Keberadaan Puskesmas Hijau atau Puskesmas Ramah Lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah dan mengurangi risiko kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat. Rangkaian program dimulai sejak bulan Maret  bekerjasama dengan tiga orang Tenaga Kesehatan (Perawat), yaitu Baiq Titin, Hulwatul dan Yuda, serta putra-putri  daerah “Sasak Lebung” sebagai mitra lokal.

“Pencanangan komitmen bak genderang yang ditabuh bagi para Warrior Green PHC, (sebutan untuk pokja Puksemas Hijau) untuk menyingsingkan lengan baju melanjutkan perjuangan panjang “, tutur Dr. Dumilah.

Saat ini, telah dilaksanakan berbagai kreativitas masing-masing puskesmas untuk mengembangkan kegiatan green PHC, misalnya Puskesmas Sembalun menerapkan pembatasan penggunaan botol plastik bagi pengunjung selama berada di area puskesmas serta mengganti kantong obat plastik dengan kantong kertas yang dibuat dari kertas bekas.

Program Puskesmas Hijau ini digagas dengan harapan  seluruh proses pelayanan akan berjalan dengan pendekatan yang lebih ramah terhadap alam, dan sejalan dengan prinsip  pelayanan kesehatan  tanpa  “bahaya’ atau health care without harm (HCWH) yang kini menjadi arus utama gerakan pembangunan kesehatan dunia.