Indonesia segera memasuki babak baru dalam sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan bertransformasinya mekanisme pembayaran dari INA-CBG’s menuju Indonesia Diagnosis Related Groups (IDRG). Transisi tersebut didorong oleh kebutuhan mendesak akan sistem yang lebih akurat, adil, dan mandiri. Pembahasan tersebut kemudian diangkat oleh Mahasiswa Program Studi S2 KARS FKM UI melalui Seminar Nasional KARS 2025 yang dilaksanakan pada Jumat, 21 November 2025 secara daring. Melalui tajuk “Strategi Rumah Sakit Menghadapi Transisi dari INA-CBG’s ke IDRG”, acara tersebut menghadirkan dua pembicara ahli dan membuka ruang diskusi yang komprehensif.
Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan Kemenkes, Dr. Ahmad Irsan A. Moeis, S.E., M.E. menjadi pembicara pertama yang mengemukakan bahwa tujuan utama perubahan sistem pembiayaan kesehatan ialah kemandirian dan perbaikan akurasi.
INA-CBG’s merupakan sistem pengelompokkan penyakit berbasis kasus yang dijalankan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Adapun IDRG diciptakan untuk mengatasi masalah utama pada sistem lama yang berkaitan dengan kekurangan tarif.
Berdasarkan asesmen Kemenkes, masalah tersebut bukan semata karena nilai tarif yang rendah, melainkan karena kelemahan klasifikasi. “Ternyata ada sekitar 60.000 kasus yang tidak memiliki grup di CBG’s. Ketiadaan tersebut membuat ketiadaan tarif yang mendorong koder mencari grup yang relatif mirip dengan tarif tertinggi. Tentunya, hal tersebut yang kemudian menyebabkan overspending dan meningkatkan dispute klaim antara rumah sakit dan BPJS Kesehatan,” tutur Dr. Irsan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, IDRG melakukan perbaikan secara signifikan, yakni melalui peningkatan Severity Level yang melihat tingkat keparahan pasien yang diperluas menjadi lima level, serta pemekaran dan simplifikasi grup yang menjadikan lebih dari 1.300 grup saat ini. Selain perbaikan tarif, IDRG juga akan menjadi instrumen kendali mutu dan biaya yang menyentuh akurasi data epidemiologi guna menghindari adanya pelaporan kasus yang salah akibat pengkodean ke grup yang mirip, sehingga pemerintah tidak lagi salah sasaran dalam mengalokasikan anggaran penanggulangan penyakit.
Pada sisi pemberi layanan, transisi tersebut menuntut adanya persiapan besar dari rumah sakit. Corporate Medical Operation Managers Primaya Hospital, dr. Yopen Damingus, M.A.R.S., AAK., menekankan bahwa tantangan utama terletak pada tiga pilar, yakni People, Process, dan Technology. “Tantangan di IDRG ternyata hampir sama dengan INA-CBG’s, yaitu kelengkapan penulisan catatan medis atau rekam medis,” ungkap dr. Yopen.
Dijelaskan bahwa Primaya Hospital telah melakukan simulasi dan pelatihan intensif bagi koder, yakni para petugas yang bertugas mengubah diagnosis penyakit dan tindakan medis pasien menjadi kode alfanumerik terstandar terkait ICD Indonesian Modification secara lebih detail.
Selain itu, dr. Yopen juga menegaskan pentingnya integrasi teknologi dalam persiapan bagi rumah sakit. Dijelaskan bahwa kesiapan dari teknologi informasi diperlukan agar rumah sakit dapat melakukan otomatisasi proses coding dan klaim untuk meminimalkan undercoding atau overcoding yang sering terjadi karena ketidaklengkapan pada resume dokter.
Sebagai institusi akademik yang berkomitmen pada penguatan sistem kesehatan nasional, FKM UI memandang bahwa pemahaman mendalam tentang transisi INA-CBG’s ke IDRG menjadi bekal penting bagi para tenaga kesehatan, pengelola rumah sakit, maupun pembuat kebijakan di masa mendatang.
Melalui penyelenggaraan Seminar Nasional KARS 2025 yang masuk ke dalam serial Seminar Online FKM UI Seri 12 ini, FKM UI tidak hanya berperan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai motor penggerak diskursus strategis yang berdampak langsung pada tata kelola pelayanan kesehatan di Indonesia. Ke depan, FKM UI akan terus memperkuat kontribusinya dalam menghasilkan lulusan dan riset yang relevan, unggul, dan berdampak bagi transformasi sistem kesehatan, sejalan dengan semangat Universitas Indonesia untuk menjadi institusi yang Unggul dan Impactful. (ITM)

