Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menambah jumlah Guru Besar dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Drs. Sutanto Priyo Hastono, M.Kes., sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Biostatistik pada Rabu, 26 Februari 2025 di Balai Sidang UI. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Sinergi Biostatistik dan Kecerdasan Buatan untuk Pengambilan Keputusan Berbasis Data pada Kesehatan Masyarakat”, Prof. Sutanto mengatakan bahwa pengambilan keputusan berbasis data sangat penting dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan aspek fundamental dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam era digital saat ini, tantangan dalam bidang kesehatan semakin kompleks, mencakup penyakit menular maupun tidak menular, serta faktor sosial dan lingkungan yang memengaruhi kesehatan populasi. Oleh karena itu, pengambilan keputusan berbasis data sangat penting dalam perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan kesehatan masyarakat.
“Salah satu pendekatan ilmiah yang telah lama digunakan dalam analisis kesehatan masyarakat adalah biostatistik. Metode ini memungkinkan pengolahan dan analisis data kesehatan untuk mengidentifikasi faktor risiko, mengevaluasi intervensi, serta memodelkan penyebaran penyakit,” tutur Prof. Sutanto. “Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan besarnya volume data kesehatan yang tersedia, biostatistik perlu disinergikan dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) guna meningkatkan akurasi dan efisiensi analisis data,” sambungnya.
Biostatistik menawarkan metode analisis data berbasis statistik yang kuat, sedangkan kecerdasan buatan, khususnya machine learning dan deep learning, memiliki kemampuan dalam memproses big data dan menemukan pola yang tidak dapat dideteksi oleh metode statistik konvensional. Melalui kombinasi kedua pendekatan ini, pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat menjadi lebih cepat, akurat, dan berbasis bukti yang lebih kuat.
Aplikasi sinergi biostatistik dan AI dalam kesehatan masyarakat dapat berupa pemodelan prediksi dan diagnostik penyakit, AI dengan machine learning dapat mengembangkan model prediksi yang lebih canggih, misalnya deep learning dalam analisis data medis dan genomik untuk deteksi dini penyakit seperti kanker. Selain itu, dalam optimasi sumber daya kesehatan, AI dapat membantu dalam perencanaan alokasi sumber daya medis dengan mempertimbangkan data historis dan tren kesehatan populasi, sedangkan analisis biostatistik dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas strategi distribusi sumber daya kesehatan. Pada pemodelan penyebaran penyakit dan wabah, biostatistik memungkinkan analisis tren epidemiologi dan faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran penyakit, dan AI dapat mempercepat analisis data dalam jumlah besar untuk memprediksi pola penyebaran penyakit dan merancang strategi mitigasi yang lebih efektif. Sedangkan dalam analisis faktor risiko yang kompleks, AI dapat mengolah data kesehatan dalam jumlah besar dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit secara lebih mendalam, dan biostatistik memberikan kerangka analisis untuk menginterpretasikan hasil dari model AI sehingga tetap berbasis pada kaidah ilmiah.
Sinergi antara biostatistik dan kecerdasan buatan membuka peluang besar dalam memajukan bidang kesehatan masyarakat. Dengan mengombinasikan fondasi metodologis yang kuat dari biostatistik dengan kemampuan AI dalam mengolah big data dan menemukan pola kompleks, pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat dapat menjadi lebih cepat, akurat, dan berbasis bukti. Implementasi sinergi ini akan sangat bermanfaat dalam merancang program kesehatan masyarakat yang lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran, serta dalam menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks di masa depan.
Prof. Sutanto menyelesaikan pendidikan Sarjana Geografi Penduduk dan Demografi Penduduk di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1987. Kemudian, pada 1993 Prof. Sutanto menamatkan pendidikan Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI. Masih di fakultas dan kampus yang sama, pada 2013 Prof. Sutanto berhasil mendapatkan gelar Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Pada sidang pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ini dikukuhkan pula Guru Besar Tetap bagi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Prof. Dr. Apipudin, serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Prof. Dr.rer.nat. Mufti Petala Patria, M.Sc. Prof. Sutanto adalah Guru Besar yang ke-19 yang dikukuhkan oleh UI pada tahun 2025. (wrk)