Webinar Seri 17 FKM UI: Memahami Kurva Epidemi dan Angka Reprodusi Efektif COVID-19

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) kembali mengadakan webinar dalam rangka merespon perkembangan pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Pada webinar seri ke-17 yang diselenggarakan pada Jumat, 3 Juli kali ini, FKM UI menghadirkan narasumber ahli yaitu dr. Iwan Ariawan, MSPH, dosen departemen Biostatistik dan Kependudukan FKM UI. Webinar kali ini juga dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Asih Setiarini, M. Sc., pada sesi sambutan.

Dalam sambutannya, Doktor Asih menyampaikan bahwa dengan semakin berkembangnya pandemi COVID-19 perlu dilakukan banyak penelitian dari para ahli. seperti halnya rangkaian data epidemiologi yang menggambarkan bagaimana situasi dari pandemi COVID-19 yang dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan dari pemerintah sebagai penentu kebijakan.

Dokter Iwan menyampaikan materi pada webinar kali ini dengan topik ‘Memahami Kurva Epidemi dan Angka Reprodusi Efektif COVID-19’. Kurva epidemi secara pengertian adalah kurva yang menggambarkan jumlah kasus baru penyakit berdasarkan onset. Selain itu, kurva epidemi menggambarkan kecepatan penularan penyakit dan jumlah kasus baru yang terjadi setiap harinya. Pada situasi pandemi COVID-19, kurva epidemi menjadi kompleks karena jeda antara onset dan hasil PCR yang panjang dan sangat bervariasi dan jumlah tes yang sangat bervariasi jumlahnya. Onset yang dimaksud pada situasi pandemi saat ini adalah tes PCR atau swab yang dilakukan.

Dokter Iwan menambahkan bahwa jeda antara tes dan hasil yang panjang dan bervariasi dapat mengakibatkan kurva epidemi menjadi kompleks dan tak selalu akurat dalam menunjukkan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu, proses koreksi dapat dilakukan pada jumlah kasus menurut onset dan sensor kanan. Cara terbaik dan praktis untuk melakukannya adalah dengan tidak menggunakan data onset satu minggu terakhir karena banyak orang terduga COVID-19 yang masih menunggu hasil tes.

Selain itu, jumlah tes yang bervariasi dapat mempengaruhi kondisi dari kurva epidemi. Variasi yang dimaksudkan adalah variasi antar lokasi dan antar waktu yang dapat menyulitkan untuk pembuatan kurva epidemi yang baik.

“Pembuatan kurva epidemi untuk menunjukkan kondisi dari pandemi COVID-19 bisa dilakukan dengan bantuan aplikasi, namun bagaimana cara yang tepat dalam pengambilan data tentu menjadi penting untuk penyajian kurva yang berisi informasi yang tepat dan jelas”, ujar Doktor Iwan. (MFH)