Pada Minggu, 31 Juli 2022, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) mengadakan webinar berjudul “Health Economic Evaluation for Innovative Medicine” seri pertama. Webinar ini merupakan rangkaian dari the 2nd International Teleconference on Technology and Policy for Supporting Implementation of COVID-19 Recovery Plan in Southeast Asia (ITTP-COVID19). Webinar yang dilaksanakan melalui platform Zoom Webinar ini dimulai dengan sambutan dari Dekan FKM UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, M.S, D.Sc.
Materi utama yang berjudul “Cost-Effectiveness Analysis: Inovative Medicines Between Needs and Social Insurance Sustainability” disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Yuli Farianti, M.Epid. Pada pemaparannya, dr. Yuli menyampaikan mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai dari pengertian umum, perkembangan, hingga cara pengontrolan kualitasnya. Transformasi kesehatan yang tengah dilakukan oleh kemenkes memiliki pengaruh terhadap JKN. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya assessment terhadap teknologi kesehatan yang kemudian dinamakan Health Technology Assessment (HTA). “Pengembangan sains kesehatan dan teknologi itu cepat dan mahal, sedangkan sumber daya ekonomi itu terbatas. Itulah mengapa kita membutuhkan sebuah metode untuk memprioritaskan teknologi yang mumpuni dan juga terjangkau,” ujar dr. Yuli.
Selanjutnya, pemaparan materi dimoderatori oleh Guru Besar FKM UI, Prof. Dr. dr. Sabarinah, M.Sc. Materi pertama mengenai perkembangan dan tantangan HTA di Indonesia disampaikan oleh Ketua Komite HTA Indonesia (INA-HTAC), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MARS. Dalam pemaparannya, Prof. Budi menyampaikan bahwa pengembangan HTA di Indonesia membutuhkan partisipasi lebih dari BPJS dan industri-industri kesehatan. Oleh karena itu, roadmap pengembangan HTA saat ini adalah memperkuat institusionalisasi melalui peningkatan partisipasi dari seluruh stakeholders kunci dalam pengimplementasian studi HTA dan mengembangkan berbagai model HTA.
Materi kedua mengenai praktik dan teori HTA dipaparkan oleh Guru Besar FKM UI, Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.S. Prof. Mardiati memaparkan mengenai dasar-dasar teori HTA, mengapa HTA penting, serta metode dan praktiknya. “Proses HTA sebetulnya adalah proses yang panjang dan tidak sederhana. Skemanya terdiri dari safety, efficacy, effectiveness, cost-effectiveness, dan affordability. Terdapat pemangku kepentingan yang berbeda pada setiap tahapnya,” jelas Prof. Mardiati.
Selain pemaparan materi, terdapat pula studi kasus dengan 4 (empat) topik yang disampaikan oleh para ahli di bidangnya. Pada sesi ini, para pembicara memaparkan pengalamannya dalam mengimplementasikan HTA di bidangnya masing-masing. Keempat pembicara tersebut adalah Auliya A. Suwantika, S.Si., Ph.D., Apt., dari Center for HTA di Universitas Padjajaran yang menyampaikan materi berjudul “Is COVID-19 vaccination cost-effective, affordable, and sustainable?”; Prof. Dr. Ema Kristin, M.Si., Apt., Profesor di bidang farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang menyampaikan materi berjudul “Cost-Effectiveness Analysis in Indonesia: Published Paper”; dr. Ronald A. Hukom , Sp.PD, KHOM dari RS Kanker Dharmais yang menyampaikan materi berjudul “Clinical Overview of CDK4/6 Inhibitor in HR+, HER2- Advanced Breast Cancer”; dan Adrian Goh selaku analis ekonomi senior di Novartis yang menyampaikan materi berjudul “Case Study: Cost-Effectiveness Analysis of First-Line Ribociclib + Letrozole in Postmenopausal HR+, HER2- Advanced Breast Cancer”. (BK)