Empat mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) berhasil mempresentasikan gagasannya dalam konferensi internasional The 2025 Asia University Alliance (AUA) Postgraduate Academic Forum (PAF): Global Health in the Era of Digital Transformation. Keempat mahasiswa FKM tersebut tediri dari tiga mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, yakni Illa Sufiyana Jannatin, Anggraina Diastri; dan Winda Widyanty, serta satu mahasiswa Program Studi S2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yakni Kholid Saifulloh. Konferensi yang diselenggarakan di Seoul National University, Korea Selatan, tersebut menjadi wadah bagi mahasiswa pascasarjana dari berbagai negara anggota AUA untuk berbagi inovasi terkait transformasi digital di bidang kesehatan.
The 2025 AUA ini berlangsung selama empat hari penuh, pada 6 – 9 Februari 2025, dengan rangkaian acara yang dirancang untuk mempererat jejaring dan memperdalam diskusi akademik. Forum diawali dengan sesi networking pada hari pertama, diikuti oleh inter-conference intensif pada 7–8 Februari, yang mencakup poster presentation, oral presentation, dan focus group discussion (FGD). Para peserta, yang seluruhnya merupakan mahasiswa pascasarjana dengan minat di bidang digital health, terlibat dalam FGD yang membahas aksesibilitas layanan kesehatan digital di berbagai negara, terdiri dari kelompok kecil beranggotakan 4–5 peserta untuk mendiskusikan isu-isu utama. Di sela kegiatan akademik, acara gala dinner dan campus tour di Seoul National University menambah pengalaman budaya dan jejaring internasional. Illa Sufiyana Jannatin dari FKM UI turut berkontribusi dalam forum ini dengan mempresentasikan artikel penelitiannya melalui sesi poster presentation, yang membahas evaluasi implementasi platform Satu Sehat di Indonesia sebagai upaya memperkuat transformasi layanan kesehatan berbasis digital.
Illa, yang saat ini bekerja di Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI dan terlibat langsung dalam pengembangan platform Satu Sehat, merasa tertarik untuk mengangkat gagasan terkait implementasi sistem Satu Sehat di Indonesia. Penelitiannya berfokus pada beberapa provinsi yang telah mengimplementasikan platform ini, dengan tujuan mengevaluasi efektivitasnya dalam mentransformasi layanan kesehatan.
“Kami ingin memahami kendala yang dihadapi di lapangan, sehingga implementasi Satu Sehat di Indonesia dapat lebih terarah,” jelas Illa. Ia berupaya mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dinas kesehatan, rumah sakit, hingga Masyarakat umum. Output yang diharapkan dari riset ini adalah memberikan panduan implementasi yang lebih terarah bagi dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga proses adopsi teknologi dapat berjalan lebih efektif.
Ketiga mahasiswa FKM UI lainnya juga membawakan topik menarik saat FGD; dari penelitian mengenai Satu Sehat Mobile yang fokus pada penerimaan masyarakat di DKI Jakarta, studi terkait penerapan machine learning dalam kesehatan mental, hingga systematic literature review mengenai kebiasaan merokok elektrik. Selama konferensi, mahasiswa mendapatkan kesempatan berdiskusi dan berkolaborasi dengan peserta dari berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, Tiongkok, Thailand, Vietnam, Kazakhstan, India, dan Korea Selatan, dengan total lebih dari 30 peserta mahasiswa.
Melalui diskusi dan pertukaran ide dengan peserta dari berbagai latar belakang, Illa mendapatkan wawasan baru terkait perkembangan digital health information di negara lain, sekaligus menyadari bahwa Indonesia telah berada pada jalur yang cukup maju melalui inovasi Satu Sehat. FGD dalam forum ini menjadi sarana bagi peserta untuk bertukar gagasan secara mendalam, memperluas jaringan internasional, serta memperkaya pengetahuan tentang transformasi digital di sektor kesehatan. “Mengikuti konferensi ini adalah pengalaman luar biasa, terutama dalam bertukar ide dengan para akademisi dari berbagai negara,” ungkap Illa. Forum ini menjadi ajang yang memperkaya pengalaman internasionalnya.
Menurutnya, mulai dari tahap pendaftaran hingga sesi presentasi poster ilmiah, dukungan dari dosen pembimbing dan FKM UI sangat berperan, terutama dari Popy Yuniar, S.K.M., M.M., Ph.D., dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan, serta bimbingan dari dosen mata kuliah publikasi yang relevan dengan program ini. Selain itu, dorongan dari pihak kemahasiswaan turut membantu, termasuk dalam kemudahan administratif dan pengajuan dana setelah program selesai. Pengalaman mengikuti konferensi internasional ini menjadi momen berharga bagi Illa.
“Mengikuti konferensi internasional dapat membuka perspektif baru, memperluas koneksi, dan menjadi titik balik dalam pengembangan diri,” pesan Illa. Ia juga menekankan pentingnya keterbukaan untuk belajar hal-hal baru, termasuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris yang menjadi kunci dalam konferensi internasional. Persiapan yang matang, penguasaan materi, dan kesiapan menghadapi pertanyaan menjadi hal esensial dalam meraih pengalaman yang maksimal dalam forum internasional seperti ini.
Keterlibatan empat mahasiswa FKM UI di forum internasional ini mencerminkan dedikasi FKM UI dalam mendorong inovasi dan pengembangan di bidang kesehatan digital dan global, sekaligus memperkuat komitmen dalam mendukung penelitian, kolaborasi, dan kontribusi di kancah internasional. (DFD)