SEMOL FKM UI Seri 14 Bahas Kepemimpinan Adaptif untuk Transformasi Indonesia Emas

Depok, 6 Desember 2025 – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) kembali menyelenggarakan Seminar Online (SEMOL) Seri 14 bertajuk “Vision to Action: Kepemimpinan Adaptif untuk Transformasi Indonesia Emas.” Kegiatan ini digelar oleh Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI pada Sabtu, 6 Desember 2025 melalui Zoom Workplace, dengan menghadirkan narasumber lintas sektor dan diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Seminar dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Indri Hapsari Susilowati, S.K.M., M.K.K.K. Dalam sambutannya, Prof. Indri menekankan bahwa transformasi menuju Indonesia Emas membutuhkan pemimpin yang tidak hanya mampu merumuskan visi, tetapi juga menerjemahkannya menjadi aksi nyata yang responsif terhadap perubahan sosial, teknologi, dan kebutuhan masyarakat.

Kegiatan ini dipandu oleh Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, S.K.M., M.D.M., selaku moderator dan menghadirkan tiga narasumber, yaitu dr. Widyastuti, M.K.M., Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Provinsi DKI Jakarta; Yunita Dyah Suminar, S.K.M., M.Sc., M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; dan Drs. Aryono Bambang Ardyo, Direktur P T. Kievit Indonesia.

Dalam pemaparannya, dr. Widyastuti menyoroti pentingnya sinergi antara kepemimpinan hati dan kepemimpinan adaptif dalam birokrasi. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang berpusat pada nilai kemanusiaan, empati, kejujuran, dan ketulusan merupakan kunci untuk membangun kepercayaan serta menurunkan resistensi terhadap perubahan di dalam organisasi. Ia juga menambahkan bahwa kepemimpinan adaptif adalah keharusan bagi aparatur sipil negara (ASN) agar mampu merespon perubahan secara cepat tanpa kehilangan arah dan tujuan organisasi.

Sementara itu, Yunita Dyah Suminar memaparkan praktik kepemimpinan adaptif dalam implementasi kebijakan kesehatan di Jawa Tengah. “Kepemimpinan adaptif berfokus pada kemampuan seorang pemimpin untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, menghadapi ketidakpastian, dan memimpin organisasi melalui tantangan kompleks,”ujar Yunita. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk perguruan tinggi. Menurutnya, sinergi pemerintah daerah, kader, dan akademisi adalah kunci untuk memastikan transformasi kesehatan benar-benar dirasakan masyarakat.

Pada sesi berikutnya, Drs. Aryono Bambang Ardyo memberikan perspektif sektor industri mengenai daya saing dan inovasi. Ia menggarisbawahi pentingnya pola pikir berkinerja tinggi. “Karier yang panjang dan penuh pencapaian selalu dimulai dari satu langkah kecil yang diambil dengan tujuan yang jelas,” tuturnya. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa inovasi tidak hanya berbicara tentang produk, tetapi juga pola pikir, dengan prinsip bahwa kecepatan belajar dan keberanian mencoba lebih penting dibandingkan menunggu kesempurnaan.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang menyoroti mekanisme kolaborasi lintas sektor, cara menghadapi kendala implementasi program di daerah, hingga strategi memperkuat kultur inovasi baik di birokrasi maupun industri. Diskusi berlangsung dinamis dan mencerminkan ketertarikan peserta terhadap penerapan kepemimpinan adaptif dalam konteks nyata.

Melalui penyelenggaraan SEMOL FKM UI Seri 14 ini, FKM UI diharapkan dapat terus menjadi wadah pembelajaran dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan di bidang kesehatan.(EAR)